Ntvnews.id, Indianapolis - Nasib tragis menimpa seorang petugas kebersihan rumah tangga di Indianapolis, Amerika Serikat (AS). Perempuan tersebut tewas setelah ditembak karena diduga muncul di alamat yang salah saat bekerja.
Dilansir dari BBC, Senin, 10 November 2025, korban diketahui bernama Maria Florinda Rios Perez (32). Ia ditemukan tidak bernyawa dalam pelukan suaminya di teras depan sebuah rumah.
Insiden itu terjadi pada Rabu, 5 November 2025 beberapa menit sebelum pukul 07.00 pagi waktu setempat.
Pihak berwenang merespons laporan adanya dugaan penyerbuan rumah di kawasan Whitestown, wilayah pinggiran kota Indianapolis. Namun, polisi menegaskan bahwa korban dan suaminya tampaknya tidak bermaksud untuk memasuki rumah tersebut.
Baca Juga: FOTO: Ledakan Kelapa Gading dan Senjata Rakitan Bertuliskan 3 Nama Pelaku Penembakan Massal
Kasus ini kini telah diserahkan ke Kejaksaan Wilayah Boone untuk ditinjau lebih lanjut, guna menentukan apakah akan diajukan tuntutan pidana. Hingga saat ini, polisi belum mengungkap identitas penghuni rumah atau siapa pelaku yang melepaskan tembakan.
Polisi menjelaskan bahwa penyelidikan kasus ini “kompleks, sensitif, dan terus berkembang, dan tidak pantas serta berpotensi berbahaya untuk mengungkapkan informasi tersebut.” Mereka juga meminta masyarakat bersabar dan mewaspadai “penyebaran misinformasi daring yang mengkhawatirkan” mengenai peristiwa ini.
Ilustrasi garis polisi dalam peristiwa penembakan gereja di Michigan, Amerika Serikat (AS). (ANTARA)
Suami korban, Mauricio Velazquez, dalam wawancaranya dengan CBS News, menuntut keadilan atas kematian istrinya. Media lokal melaporkan bahwa Maria merupakan seorang ibu dari empat anak dan berasal dari Guatemala. Dalam pernyataannya kepada afiliasi CBS, WTTV, Velazquez mengungkapkan bahwa peluru tersebut menembus pintu rumah.
“Seharusnya mereka menelepon polisi dulu, alih-alih menembak tiba-tiba seperti itu,” ujarnya melalui penerjemah.
Baca Juga: Polisi Selidiki Kasus Penembakan Kantor Perusahaan Transportasi di Tangerang
Jaksa Wilayah Boone, Kent Eastwood, mengatakan kepada The Indianapolis Star bahwa kasus ini menjadi rumit karena adanya hukum “stand-your-ground” yang berlaku di negara bagian tersebut. Hukum ini memberikan hak bagi warga untuk melindungi diri menggunakan kekuatan yang dianggap wajar, termasuk kekuatan mematikan, jika merasa terancam atau berpotensi mengalami cedera serius.
Peristiwa tragis serupa sebelumnya juga sempat menghebohkan Amerika Serikat. Pada tahun 2023, remaja berusia 16 tahun bernama Ralph Yarl ditembak dua kali setelah salah menekan bel rumah di Missouri. Pelaku penembakan, Andrew Lester, yang berusia 80-an, mengaku bersalah namun meninggal dunia sebelum menerima vonis.
Kasus lainnya terjadi di New York, ketika Kaylin Gillis (20) tewas ditembak setelah mobil yang ditumpanginya memasuki jalan rumah yang salah. Pelaku penembakan kini telah dijatuhi hukuman 25 tahun penjara.
Tragedi kematian Maria Perez menambah daftar panjang korban salah alamat yang berujung pada kekerasan bersenjata di Amerika Serikat, di tengah perdebatan panjang soal penerapan hukum “stand-your-ground” dan kepemilikan senjata api di negara itu.
Ilustrasi - Insiden penembakan memakai senjata api. ANTARA/Pixabay/am. (Antara)