Ntvnews.id, Canbera - Ketegangan meningkat di kawasan Laut China Selatan (LCS) setelah terjadi insiden militer antara China dan Australia. Pemerintah Canberra mengecam tindakan agresif jet tempur China yang disebut melakukan manuver berbahaya terhadap pesawat pengintai Australia.
Dilansir dari AFP, Kamis, 23 Oktober 2025, Departemen Pertahanan Australia menilai aksi itu sebagai tindakan militer yang "tidak aman". Canberra mengungkapkan bahwa pesawat intai Poseidon miliknya diserang saat melakukan patroli rutin di atas wilayah laut tersebut.
"Jet China tersebut melepaskan suar di dekat pesawat Australia," demikian pernyataan resmi dari Departemen Pertahanan, yang menilai manuver itu "membahayakan awak pesawat".
Insiden terjadi saat pesawat Poseidon tengah menjalankan misi pengintaian di atas LCS pada Minggu lalu. Jet tempur China dilaporkan mendekat dengan kecepatan tinggi sebelum melepaskan suar di jarak yang sangat dekat.
Baca Juga: Hasil Uji Tabrak Euro NCAP, Mobil Listrik China Ini Dapat Nilai Buruk
Suar sendiri merupakan perangkat piroteknik militer yang menghasilkan cahaya terang atau panas tinggi dan biasanya digunakan sebagai alat sinyal, penerangan, atau pertahanan udara.
Insiden ini menambah daftar panjang ketegangan udara antara kedua negara di kawasan tersebut. Laut China Selatan menjadi wilayah yang kerap dipersengketakan karena klaim sepihak Beijing berdasarkan konsep “sembilan garis putus-putus” yang tumpang tindih dengan beberapa negara Asia Tenggara.
"Setelah meninjau insiden tersebut dengan sangat cermat, kami menganggap ini tidak aman dan tidak profesional," ujar Menteri Pertahanan Australia Richard Marles kepada wartawan.
Baca Juga: China Tegas Tolak Ancaman Tarif 100 Persen dari AS, Siap Ambil Langkah Balasan
Ia juga menegaskan bahwa Australia telah menyampaikan protes resmi kepada diplomat China di Canberra dan Beijing.
"Australia akan terus melaksanakan latihan kebebasan navigasi di kawasan tersebut," tegasnya.
Ini bukan pertama kalinya insiden serupa terjadi. Tahun lalu, jet tempur China juga dituduh mencegat helikopter Seahawk Australia dan menjatuhkan suar di jalur penerbangannya. Sementara pada 2023, kapal perusak China dilaporkan menembakkan pulsa sonar ke arah penyelam Angkatan Laut Australia di lepas pantai Jepang, menyebabkan luka ringan.
China hingga kini tetap mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, meskipun putusan pengadilan internasional tahun 2016 telah menyatakan bahwa klaim tersebut tidak memiliki dasar hukum.