Geger Pramugari Meninggal Diduga Karena Kelelahan Bekerja

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Okt 2025, 06:45
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Garis polisi masih terpasang di sekitar lokasi penemuan lima jenazah dalam satu liang di Kelurahan Paoman, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (4/9/2025). Garis polisi masih terpasang di sekitar lokasi penemuan lima jenazah dalam satu liang di Kelurahan Paoman, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (4/9/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Seorang pramugari maskapai Eva Air dilaporkan meninggal dunia, diduga akibat kelelahan bekerja.

Dikutip dari BBC, Rabu, 20 Oktober 2025, pramugari bermarga Sun berusia 34 tahun itu sebelumnya telah mengeluh sakit, namun "tidak bisa istirahat karena manajer kabin memintanya terus bekerja."

Pihak berwenang masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab kematian Sun, yang telah bergabung dengan Eva Air sejak 2016. Desakan agar penyelidikan dilakukan datang dari Serikat Pramugari Taoyuan. Serikat tersebut menilai Eva Air melakukan kesalahan sistemik yang menyebabkan pelanggaran terhadap hak pekerja.

Kematian Sun memicu kemarahan luas di kalangan pekerja, terutama di industri penerbangan. Selain dianggap lalai memperhatikan kondisi staf, pihak maskapai juga tetap menghubungi Sun untuk meminta surat izin cuti, padahal ia telah meninggal dunia. Pesan tersebut akhirnya dibalas oleh keluarga Sun dengan mengirimkan surat keterangan kematian.

Dikutip dari Focus Taiwan, berikut kronologi sementara kematian Sun:

  • Rabu, 24 September 2025: Sun mulai merasa tidak enak badan dalam perjalanan pulang setelah bertugas di penerbangan BR 95 rute Milan–Taoyuan Taipei (TPE).
  • Kamis, 25 September 2025: Setibanya di Bandara Internasional Taoyuan, Sun memeriksakan diri di klinik terdekat sebelum kembali ke rumah.
  • Jumat, 26 September 2025: Kondisi kesehatannya memburuk hingga akhirnya dirawat di Linkou Chang Gung Memorial Hospital.
  • Rabu, 8 Oktober 2025: Karena tak kunjung membaik, ia dirujuk ke China Medical University Hospital di Taichung.
  • Jumat, 10, Oktober 2025: Sun dinyatakan meninggal dunia.

Selain tidak diberi waktu istirahat, Sun disebut tidak dapat melakukan konsultasi medis selama penerbangan 13 jam itu. Maskapai juga dilaporkan tidak memberikan bantuan transportasi ke klinik ketika ia mengeluhkan sakit setelah mendarat.

Baca Juga: Geger Penumpang Mabuk Lecehkan Pramugari

Catatan kerja Sun selama enam bulan terakhir tidak menunjukkan penyimpangan. Ia rata-rata terbang 75 jam per bulan, masih dalam batas regulasi. Selama 19 tahun kariernya, Sun telah menjalani berbagai rute jarak jauh yang memerlukan waktu penerbangan lebih dari 10 jam.

Laporan dari media lokal PYOK menegaskan, kasus Sun bukan kecelakaan tunggal, melainkan hasil dari "sikap abai selama beberapa tahun terhadap kesehatan awak kabin dan hak cuti mereka." Masalah ini dinilai sebagai konsekuensi dari sistem kerja yang menekan, tanpa adanya perbaikan kebijakan internal.

Beberapa laporan juga menyebut bahwa Eva Air tidak memiliki sistem cuti yang efisien. Hak cuti dianggap memengaruhi kinerja, bonus, dan jadwal kerja kru lain. Karena itu, karyawan sering kali menunda cuti untuk menghindari beban tambahan bagi rekan satu tim. Dalam praktiknya, cuti hanya bisa diambil jika sudah mendapat persetujuan dari sesama kru, bukan berdasarkan kebutuhan pribadi.

Tragedi ini memunculkan gelombang solidaritas dari rekan-rekan Sun. Serikat Pramugari Taoyuan menyerukan reformasi menyeluruh dalam sistem kerja dan perlindungan kesehatan awak kabin. Mereka menuntut tanggung jawab manajemen atas dugaan tekanan kerja berlebihan dan pelanggaran hak pekerja.

Baca Juga: Anggota DPRD Sumut Polisikan Akun TikTok Penyebar Video Cekcoknya dengan Pramugari

Pihak Eva Air akhirnya memberikan pernyataan resmi. “Para pejabat Eva Air menyatakan permintaan maaf atas tragedi yang menimpa Sun. Mereka mengatakan staf tersebut bersalah dan tidak terbiasa dengan tugasnya, sehingga meminta Sun mengirim surat izin cuti.” Maskapai itu juga menegaskan bahwa sistem cuti perusahaan dinilai sudah memadai. "Menurut mereka, pekerja bisa menggunakan hak tersebut setiap saat bila ada keperluan."

Meski demikian, Eva Air memastikan akan melakukan penyelidikan internal untuk meninjau kembali prosedur kerja awak kabin. Perusahaan juga menyebut tengah berkoordinasi dengan otoritas penerbangan sipil Taiwan untuk memastikan hasil penyidikan berjalan transparan.

Kasus kematian Sun kini menjadi sorotan nasional di Taiwan dan memicu perdebatan luas mengenai hak pekerja di sektor penerbangan. Serikat pekerja menegaskan bahwa tragedi ini harus menjadi momentum untuk memperbaiki sistem keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja yang selama ini diabaikan demi efisiensi operasional.

x|close