Aksi Antipemerintah di Peru Renggut 1 Korban Jiwa, 102 Luka-luka

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Okt 2025, 12:29
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Seorang demonstran memegang bendera nasional Peru. ANTARA FOTO/REUTERS/Daniel Becerril/foc/sad. Ilustrasi - Seorang demonstran memegang bendera nasional Peru. ANTARA FOTO/REUTERS/Daniel Becerril/foc/sad. (Antara)

Ntvnews.id, Moskow – Satu orang dilaporkan tewas dan 102 lainnya mengalami luka-luka dalam aksi demonstrasi antipemerintah di ibu kota Peru, Lima, pada Kamis, 16 Oktober 2025, menurut keterangan dari kantor Ombudsman Peru.

Aksi protes tersebut pecah di pusat kota, sebagaimana dilaporkan harian La Republica. Para demonstran menuntut pengunduran diri Presiden baru Jose Jeri dan anggota Kongres, serta pencabutan sejumlah undang-undang yang dinilai memperparah tingkat kejahatan di negara itu.

“Saya berduka harus melaporkan kematian seorang warga dalam insiden yang masih diselidiki,” kata pejabat Ombudsman Fernando Lozada kepada radio RPP.

Saat ditanya apakah korban meninggal akibat tembakan, Lozada menjelaskan bahwa hal tersebut masih dalam proses penyelidikan.

Baca Juga: Bobroknya Pendidikan dan Kesehatan Buat Maroko Carut-marut Berbuntut Demonstrasi Besar

“Hingga saat ini, staf kantor Ombudsman melaporkan bahwa 102 orang terluka telah dirawat di rumah sakit, terdiri atas 24 warga sipil dan 78 petugas polisi,” demikian pernyataan lembaga tersebut melalui akun X (dahulu Twitter).

Kantor Ombudsman juga melaporkan bahwa sebanyak 10 orang telah ditahan terkait dengan aksi demonstrasi tersebut.

Kerusuhan terjadi setelah ratusan warga berkumpul di depan gedung Kongres Peru pada 10 Oktober, menyusul keputusan parlemen untuk memakzulkan Presiden Dina Boluarte. Mantan Ketua Kongres Jose Jeri kemudian dilantik sebagai presiden menggantikan Boluarte.

Baca Juga: Carut Marut Ekuador Buntut Masyarakat Lakukan Demonstrasi Besar

Peru saat ini tengah menghadapi krisis keamanan yang semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi itu ditandai dengan meningkatnya kasus pembunuhan, perampokan, pemerasan, dan ancaman terhadap pelaku usaha kecil oleh kelompok kriminal.

Meningkatnya ketidakamanan tersebut berulang kali memicu gelombang pemogokan serta demonstrasi di berbagai daerah, sehingga menambah tekanan terhadap pemerintahan yang baru terbentuk.

Pihak berwenang menyatakan tengah melakukan penyelidikan atas penyebab kematian korban dan luka-luka yang dialami para pengunjuk rasa maupun aparat.

Pemerintah juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan menahan diri dari tindakan kekerasan selama proses hukum berlangsung.

(Sumber: Antara) 

x|close