Trump dan Presiden Mesir Pimpin KTT Perdamaian Akhiri Perang di Gaza

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Okt 2025, 14:15
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip - Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Arsip - Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (ANTARA)


Ntvnews.id
, Kairo - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi akan memimpin bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) perdamaian internasional yang digelar di kota Sharm el-Sheikh, Laut Merah, Mesir, pada Senin.

Dalam pernyataan resmi kepresidenan, dijelaskan bahwa forum internasional ini akan mempertemukan para pemimpin dari lebih dari 20 negara dunia.

Dilansir dari Al Jazeera, Minggu, 12 Oktober 2025, dalam laporannya KTT tersebut bertujuan untuk"mengakhiri perang di Jalur Gaza, meningkatkan upaya untuk membawa perdamaian dan stabilitas ke Timur Tengah, dan mengawali fase baru keamanan dan stabilitas regional.

Selain itu, dalam pernyataan itu juga disebutkan bahwa pelaksanaan KTT ini "dilaksanakan sejalan dengan visi Presiden AS Trump untuk mencapai perdamaian di kawasan dan upayanya yang gigih untuk mengakhiri konflik di seluruh dunia."

Baca Juga: 6.000 Truk Bantuan untuk Gaza Terhambat Akses dari Israel

Sebelumnya, Presiden Trump telah mengumumkan bahwa Israel dan Hamas menyetujui fase pertama dari rencana 20 poin yang ia rumuskan pada 29 September lalu untuk mencapai gencatan senjata di Gaza.

Rencana tersebut terdiri atas beberapa tahap penting. Pada tahap pertama, disepakati pembebasan semua tawanan Israel yang ditahan di Gaza dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina, disertai penarikan pasukan Israel secara bertahap dari seluruh Jalur Gaza yang mulai berlaku pada Jumat pukul 12.00 waktu setempat (09.00 GMT).

Baca Juga: Israel Mulai Tarik Pasukan dari Jalur Gaza, Mundur Sepenuhnya dalam 24 Jam

Sementara itu, tahap kedua mencakup pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza tanpa melibatkan Hamas. Mekanisme tersebut juga akan mencakup pembentukan pasukan keamanan yang terdiri dari warga Palestina serta pasukan dari negara-negara Arab dan Islam, dan perlucutan senjata Hamas.

Sejak Oktober 2023, konflik dan serangan intensif yang dilakukan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 67.600 warga Palestina sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak serta membuat wilayah tersebut hampir tidak layak huni.

Langkah diplomatik yang digagas Trump dan Sisi ini diharapkan menjadi titik awal bagi penghentian kekerasan di Gaza serta membuka jalan menuju stabilitas dan perdamaian jangka panjang di kawasan Timur Tengah.

x|close