Hamas Tegaskan Tak Akan Ikut Tanda Tangani Perjanjian Damai Gaza di Mesir
NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Okt 2025, 05:00
Deddy Setiawan
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Anggota pasukan Brigade Al Qassam, sayap militer kelompok perlawanan Hamas Palestina. (ANTARA)
Ntvnews.id, Gaza - Seorang pejabat senior Hamas menyatakan bahwa kelompoknya tidak akan menghadiri acara penandatanganan resmi perjanjian damai Gaza yang dijadwalkan berlangsung di Mesir. Pernyataan ini muncul setelah adanya pengumuman kesepakatan damai awal yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Soal penandatanganan resmi kami tidak akan terlibat," kata anggota biro politik Hamas, Hossam Badran, sebagaimana dikutip dari AFP, Minggu, 12 Oktober 2025.
Ia menambahkan bahwa selama proses negosiasi gencatan senjata di Mesir, Hamas berkomunikasi melalui mediator dari Qatar dan Mesir.
Badran juga menegaskan bahwa Hamas siap menghadapi kemungkinan terburuk apabila perjanjian damai yang diinisiasi Donald Trump gagal dan pertempuran kembali pecah antara pihaknya dan Israel di Jalur Gaza.
"Kami berharap tidak akan kembali berperang, tetapi rakyat Palestina dan pasukan perlawanan kami niscaya akan menghadapi dan menggunakan semua kemampuan mereka untuk menangkal agresi ini jika pertempuran ini dipaksakan," ujarnya menegaskan.
Sementara itu, Presiden Donald Trump dikabarkan akan melakukan kunjungan diplomatik ke Israel dan Mesir pada akhir pekan ini, menyusul tercapainya kesepakatan gencatan senjata Gaza. Dalam agenda tersebut, Trump dijadwalkan berpidato di parlemen Israel, Knesset, dan menghadiri seremoni penandatanganan perjanjian damai yang akan digelar di Mesir.
Menurut laporan The Washington Times yang dikutip pada Sabtu, 11 Oktober 2025, Trump sendiri mengonfirmasi rencana kunjungannya tersebut saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Jumat, 10 Oktober 2025waktu setempat.
"Saya akan pergi ke Israel. Saya akan berpidato di Knesset, saya rasa, lebih awal, dan kemudian saya akan pergi ke Mesir. Mereka luar biasa," kata Trump kepada wartawan.
Setelah lawatan singkatnya ke Timur Tengah, Trump berencana kembali ke Washington DC pada Selasa, 14 Oktober 2025 malam. Di sana, ia dijadwalkan menganugerahkan Medal of Freedom anumerta kepada mendiang aktivis konservatif AS, Charlie Kirk, yang tewas bulan lalu. Penghargaan tersebut akan diterima oleh istri Kirk, Erika.
Langkah Trump dalam menengahi perdamaian Gaza sekaligus memperkuat posisinya di panggung politik internasional. Namun, penolakan Hamas untuk menandatangani secara resmi menunjukkan masih adanya ketegangan yang belum sepenuhnya mereda di kawasan tersebut.