Ntvnews.id, Washington - Para sandera yang ditahan oleh kelompok Hamas di Jalur Gaza diperkirakan akan mulai dibebaskan pada Senin mendatang, setelah Kabinet Israel menyetujui kesepakatan gencatan senjata Gaza yang diusulkan oleh Amerika Serikat (AS), menurut seorang pejabat Gedung Putih.
“Kesepakatan ini akan diajukan ke Kabinet Israel besok (Kamis). Setelah disetujui, Israel harus mundur ke garis batas, yang seharusnya selesai dalam waktu kurang dari 24 jam,” ujar pejabat yang berbicara dengan syarat anonim kepada kantor berita Anadolu.
"Kemudian, hitungan 72 jam dimulai, dan Hamas akan berusaha membebaskan lebih awal jika memungkinkan. Menurut penilaian kami, para sandera akan mulai dibebaskan pada Senin," lanjut pejabat anonim tersebut.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan tahap pertama dari rencana perdamaian Gaza yang diinisiasi oleh AS.
“SEMUA sandera akan segera dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukannya ke garis yang disepakati sebagai langkah pertama menuju Perdamaian yang Kuat, Bertahan Lama, dan Abadi,” kata Trump di platform Truth Social.
Baca Juga: Sekjen PBB Dukung Kesepakatan Gencatan Senjata Israel–Hamas yang Diajukan AS
Trump juga menambahkan bahwa “semua pihak akan diperlakukan secara adil,” serta menyebut dirinya mungkin akan melakukan perjalanan ke Timur Tengah akhir pekan ini.
Rencana perdamaian berisi 20 poin yang diumumkan pada 29 September itu mencakup pembebasan seluruh sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina, gencatan senjata permanen, pelucutan senjata Hamas, serta pembangunan kembali Gaza.
Setidaknya 250 sandera dibawa ke Gaza setelah serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023. Pihak Tel Aviv memperkirakan sekitar 50 sandera Israel masih berada di Gaza, termasuk 20 orang yang diyakini masih hidup.
Sementara itu, lebih dari 11.000 warga Palestina saat ini ditahan di penjara Israel, dengan 3.544 di antaranya ditahan tanpa pengadilan, berdasarkan data dari HaMoked, kelompok hak asasi manusia Israel.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel ke wilayah Gaza telah menewaskan hampir 67.200 warga Palestina, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak. Serangan tanpa henti tersebut juga menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, menyebabkan kelaparan meluas dan penyebaran penyakit.
(Sumber : Antara)