BPOM Ambil 3 Langkah Tegas Tangani Kasus Cemaran Radioaktif pada Udang dan Cengkeh

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Okt 2025, 21:00
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar di Jakarta, Senin (6/10/2025). Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar di Jakarta, Senin (6/10/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengambil tiga langkah utama untuk menangani kasus cemaran radioaktif Cesium-137 pada komoditas udang dan cengkeh. Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan, langkah itu meliputi dekontaminasi bersama Satuan Tugas CS-137, asesmen bersama US FDA, serta reimpor bahan yang terkontaminasi.

Menurut Taruna di Jakarta, Senin, 6 Oktober 2025 ketiga langkah tersebut dijalankan secara profesional untuk meyakinkan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US FDA) bahwa Indonesia serius menangani kasus ini. Ia menegaskan, langkah tersebut juga dilakukan demi menjaga citra dan reputasi Indonesia di mata dunia.

“Bukan yakinkan berdasarkan diskusi. Bukan meyakinkan dengan apologies. Bukan meyakinkan dengan bantah-bantahan. Tapi kita yakinkan dengan data. Itulah yang dilakukan oleh Satgas. Dan termasuk Badan POM,” ujar Taruna.

Baca Juga: Seminggu Sekali, BPOM-Kemenkes Bantu Awasi MBG

Ia menjelaskan, upaya yang dilakukan mencakup koordinasi dengan Satgas Cesium-137 untuk melakukan dekontaminasi dan mengisolasi sejumlah daerah agar proses penanganan berjalan lancar. Selain itu, BPOM juga melakukan joint assessment dengan US FDA.

“Kemudian yang ketiga, ternyata kita juga dapat bukti bahwa ada sebagian cesium ini yang terkontaminasi dari bahan baku pembuatan besi yang diimpor dari Filipina. Dan itu kita lakukan re-impor. Re-impor bahan-bahan ini,” katanya.

Taruna menuturkan, US FDA menetapkan standar kadar Cesium-137 dalam makanan sebesar 1.200 Bq/kg, sementara Indonesia menerapkan batas yang lebih ketat, yaitu 500 Bq/kg.

“Nah, yang didapatkan itu dari 400 lebih kontainer itu cuma ada 4. Nah, dari 4 kontainer itu juga, sangat rendah cuma 68,” ujarnya.

Baca Juga: Polisi Periksa Tiga Saksi Terkait WNA China yang Jatuh dari Apartemen di Jakarta Utara

Meski kadar cemarannya rendah, Taruna menekankan bahwa kasus ini tetap harus menjadi perhatian karena dapat mempengaruhi kelangsungan perdagangan Indonesia, bukan hanya dengan Amerika Serikat, tetapi juga negara lain.

“Buktinya Saudi Arabia sudah melarang udang-udang segar yang mau dikirim ke sana,” ucapnya.

Ia menambahkan, pengalaman serupa pernah terjadi pada tahun 2011 ketika produk laut Jepang terindikasi terkontaminasi radioaktif akibat kerusakan fasilitas nuklir Fukushima pascagempa besar yang mencemari laut.

“Kan bahaya sekali kalau 10 tahun. Nah, tapi kita sudah dapat caranya. Yaitu yang pertama, kita harus yakinkan,” kata Taruna menutup pernyataannya.

Baca Juga: Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Penjara

(Sumber: Antara)

x|close