Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup (LH) sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan bahwa pemerintah telah bergerak cepat mencegah masuknya scrap besi yang terkontaminasi zat radioaktif. Beberapa kontainer asal Filipina bahkan sudah dikembalikan setelah terdeteksi mengandung Cesium-137.
Usai menghadiri Forum Kolaborasi Pemulihan Ekosistem Gambut di Jakarta, Kamis, Hanif menyampaikan bahwa isu impor scrap besi untuk daur ulang logam yang terpapar Cesium-137 telah dibahas oleh Satuan Tugas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Cs-137.
"Sedang digodok regulasi, tetapi tahap awal yang kita minta Radiation Portal Monitor (RPM) agar semua pelabuhan diaktifkan," jelas Hanif Faisol Nurofiq.
Ia mengakui bahwa sebelumnya tidak semua RPM di pelabuhan berfungsi aktif untuk mendeteksi barang impor yang berpotensi terpapar radiasi. Namun, kini pemerintah memastikan RPM kembali dioperasikan penuh di seluruh pelabuhan sebagai pintu masuk barang dari luar negeri.
"Sekarang sudah aktif kembali, sehingga beberapa kontainer telah dikembalikan," katanya.
Baca Juga: Zulhas Pastikan Udang Tercemar Radioaktif Tidak Masuk Rantai Pasok Nasional
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso pada Senin 15 September 2025 mengungkapkan bahwa pemerintah menemukan sembilan dari 14 kontainer berisi scrap besi asal Filipina di Tanjung Priok terdeteksi mengandung zat radioaktif Cesium-137.
Ia menambahkan, perusahaan pengimpor scrap besi tersebut tidak memiliki izin resmi, meski tidak merinci apakah terkait legalitas perusahaan atau izin impor.
Kasus paparan Cesium-137 sendiri sempat mencuat setelah produk udang beku PT BMS yang diekspor ke Amerika Serikat dilaporkan terkontaminasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Menindaklanjuti hal itu, KLH/BPLH telah menyegel PT Peter Metal Technology (PMT) di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, yang diduga menjadi sumber cemaran radioaktif pada produk udang beku tersebut.
Pemerintah pun melakukan berbagai langkah penanganan, mulai dari dekontaminasi di sejumlah titik, penyediaan fasilitas penyimpanan sementara limbah Cesium-137, hingga pemeriksaan kesehatan bagi warga terdampak.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, pada Selasa 30 September 2025 menegaskan bahwa kontaminasi Cesium-137 pada produk udang hanya terjadi di Kawasan Industri Modern Cikande, Banten.
Menurutnya, kasus tersebut tidak berdampak pada rantai pasok nasional maupun kegiatan ekspor secara lebih luas.
(Sumber : Antara)