Setelah Kasus Udang, Pemerintah Selidiki Temuan Radioaktif pada Cengkeh Asal RI

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Okt 2025, 12:33
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Petani menunjukkan buah cengkeh usai dipetik di kebunnya di Desa Sani Sani, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Sabtu (19/7/2025). Produksi buah cengkeh turun akibat musim hujan dibarengi dengan harga juga turun dari Rp125 ribu menjadi Rp100 ribu per kilogram. Ilustrasi - Petani menunjukkan buah cengkeh usai dipetik di kebunnya di Desa Sani Sani, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Sabtu (19/7/2025). Produksi buah cengkeh turun akibat musim hujan dibarengi dengan harga juga turun dari Rp125 ribu menjadi Rp100 ribu per kilogram. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Indonesia akan melakukan penyelidikan terkait temuan zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada produk cengkeh asal Indonesia, sebagaimana dilaporkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

Kasus ini menambah daftar temuan kontaminasi radioaktif pada produk pangan Indonesia, setelah sebelumnya Cs-137 terdeteksi pada udang beku ekspor.

Dalam laporannya, FDA menyebut bahwa paparan Cs-137 ditemukan pada cengkeh yang dikirim oleh PT NJS. Sebagai tindak lanjut, lembaga tersebut memblokir seluruh impor rempah dari perusahaan itu.

Staf Ahli Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Bara Khrishna Hasibuan, di Jakarta, Selasa, 30 September 2025, menyampaikan bahwa laporan tersebut baru diterima pemerintah dan investigasi segera dilakukan.

Baca Juga: Kemenperin Akan Selidiki Dugaan Kontaminasi Radioaktif pada Cengkih Ekspor RI

“Sebetulnya sudah beberapa hari kami menerima laporan dari AS. Ternyata produk cengkeh juga terkontaminasi. Tapi ini masih laporan awal, jadi kami akan telusuri lebih lanjut sumbernya,” ujar dia.

Ia menambahkan, penanganan pemerintah sebelumnya masih berfokus pada kasus kontaminasi udang, sehingga asal lokasi cengkeh yang terpapar belum dapat dipastikan.

Pada Agustus lalu, FDA juga melaporkan adanya paparan Cs-137 pada udang beku yang diekspor oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS). Sebagai respons, pemerintah membentuk Satuan Tugas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Cs-137 untuk menyelidiki kasus tersebut.

Hasil investigasi menunjukkan bahwa sumber kontaminasi berasal dari pabrik baja PT PMT di kawasan industri Cikande, Serang, Banten, yang menggunakan scrap metal atau serbuk besi bekas sebagai bahan baku.

Baca Juga: Indonesia Terus Koordinasi dengan AS Terkait Udang Terpapar Radioaktif

Paparan tersebut diduga menyebar melalui udara hingga mencapai fasilitas pengemasan udang milik PT BMS, yang lokasinya berjarak kurang dari dua kilometer dari pabrik tersebut.

Selain itu, pemerintah juga menemukan 14 kontainer berisi scrap dari Filipina di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang terbukti mengandung Cs-137.

Temuan tersebut memperkuat dugaan bahwa radiasi tidak hanya bersumber dari lingkungan sekitar, tetapi juga dapat berasal dari kontainer yang dipakai dalam proses ekspor.

Pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjaga keamanan pangan nasional, serta terus berkoordinasi dengan lembaga internasional demi menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus ini.

(Sumber: Antara)

x|close