Marak Pencurian Buntut Harga Pangan Terus Naik Tiap Tahunnya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Okt 2025, 09:24
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Dedi
Editor
Bagikan
Ilustrasi beras Ilustrasi beras (Pixabay)

Ntvnews.id, Canbera - Harga bahan pangan di Australia terus meningkat, terlihat dari Indeks Harga Konsumen (CPI) yang dirilis oleh Biro Statistik Australia (ABS). Data tersebut menunjukkan bahwa harga makanan dan minuman non-alkohol melonjak tiga persen dalam 12 bulan hingga Juli 2025. Pada periode yang sama, harga buah dan sayuran tercatat naik 4,8 persen.

Dilansir dari ABC News, Jumat, 3 Oktober 2025, Ekonom independen Saul Eslake, yang sudah mengamati CPI sejak 1980-an, menegaskan tren kenaikan harga pangan jarang sekali berbalik.

"Harga barang-barang pada umumnya, khususnya makanan dan minuman non-alkohol, hampir tidak pernah turun," ujarnya.

Menurut Saul, penurunan harga pangan hanya terjadi empat kali dalam 45 tahun terakhir, yakni pada 2012, 2013, 2016, dan 2017.

"Penurunan pada tiga periode terakhir semuanya kurang dari satu persen," katanya.

Ia menambahkan, turunnya harga buah dan sayur biasanya terjadi setelah lonjakan akibat siklon atau banjir mereda.

Sementara itu, harga bahan pokok di Australia cenderung terus naik, dengan buah dan sayur lebih fluktuatif dibandingkan komoditas lain. Dalam tiga tahun terakhir, harga telur bahkan melonjak hingga 49 persen akibat wabah flu burung.

Baca Juga: Skandal Tabir Surya di Australia Meluas, Kini 18 Produk Ditarik dari Pasaran

"Harga telur juga sedikit lebih fluktuatif dibandingkan kebanyakan bahan pangan lainnya, meskipun tidak sefluktuatif buah dan sayur," tutur Saul. Ia masih melihat peluang harga telur bisa menurun di masa depan.

Meski ada tekanan dari pemerintah dan Senat Australia, langkah intervensi belum berhasil menurunkan harga di supermarket. Direktur editorial Choice, Mark Serrels, mengakui kondisi ini semakin memberatkan masyarakat.

"Kami berharap langkah-langkah intervensi akan sedikit menurunkan harga, tetapi belum melihat perubahan," katanya.

Choice dalam surveinya pada Juni 2025 mencatat, biaya sekeranjang berisi 15 barang di Aldi mencapai AU$55,34, Coles AU$56,75, Woolworths AU$57,20, dan IGA AU$65,56. Namun, jika membeli produk 'home brand', perbedaan harga lebih tipis dengan kisaran AU$20,08 hingga AU$23,89. Mark menegaskan kenaikan harga ini semakin memperburuk situasi.

"Ini hanya memperburuk krisis biaya hidup yang sangat parah bagi warga Australia," ujarnya. Ia mendorong masyarakat mempertimbangkan alternatif selain supermarket besar.

Baca Juga: Gelombang Negara Eropa Ikuti Inggris, Kanada, dan Australia Akui Palestina

Fenomena lain yang muncul adalah meningkatnya pencurian di sektor ritel. Penelitian Griffith University mencatat kerugian akibat tindak kriminal mencapai AU$7,8 miliar pada tahun keuangan 2024, naik 28 persen dalam dua tahun. Profesor kriminologi Michael Townsley menyebut tren ini mengkhawatirkan.

"Kita mencatat lebih banyak pencurian makanan ketimbang 15 atau 20 tahun yang lalu," ucapnya.

Menurut Townsley, kenaikan biaya hidup menjadi salah satu pemicu utama.

"Orang-orang mengalami tekanan dari segala sisi, harga kebutuhan pokok naik, tapi upah belum tentu," katanya.

Sementara itu, juru bicara Coles menjelaskan bahwa pencurian biasanya menyasar produk mahal.

"Seperti produk perawatan kulit, kosmetik, obat-obatan, serta daging merah yang mahal seperti fillet dan daging domba," jelasnya.

Meski investasi keamanan sudah ditingkatkan, ia menambahkan, "Meskipun investasi dalam teknologi, keamanan, dan pelatihan keselamatan sudah dilakukan maksimal, kejahatan terorganisir terus mendorong perilaku kekerasan yang mengancam jiwa."

x|close