Mendagri Klaim Operasi Pasar SPHP Sukses Turunkan Harga Beras

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Sep 2025, 14:01
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian berikan keterangan di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Selasa (2/9/2025). Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian berikan keterangan di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Selasa (2/9/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegaskan upaya pemerintah menjaga stabilitas harga beras melalui penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), mulai memberikan dampak positif.

"Keberhasilan ini tak lepas dari operasi pasar yang digelar secara masif di berbagai wilayah Indonesia," kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 15 September 2025. 

Menurut Tito, operasi pasar dalam skala besar yang dilaksanakan Bulog bersama kementerian terkait berhasil menurunkan harga beras secara signifikan di banyak daerah.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada akhir Agustus 2025 masih terdapat 214 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras. Namun, pada awal September 2025 jumlah tersebut menurun drastis menjadi 100 kabupaten/kota. Di sisi lain, daerah yang mengalami penurunan harga meningkat dari 58 menjadi 105 kabupaten/kota.

Baca Juga: Mentan dan Mendagri Kawal Operasi Pasar Besar-Besaran, Harga Beras Mulai Terkendali

Pemerintah memastikan penyaluran beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) <b>(PCO)</b> Pemerintah memastikan penyaluran beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) (PCO)

Pemerintah juga menargetkan distribusi beras SPHP sebanyak 1,3 juta ton sepanjang periode Juli hingga Desember 2025.

Menanggapi hal ini, akademisi Universitas Nusa Cendana, Ricky Ekaputra Foeh, menilai langkah pemerintah patut diapresiasi. Ia menilai sinergi antara Bulog, Kementerian Pertanian, dan Kemendagri dalam memasok pasar dengan beras SPHP telah efektif menjaga harga tetap terkendali, melindungi daya beli masyarakat, serta mencegah inflasi pangan semakin meluas.

“Intervensi pemerintah melalui beras SPHP sukses meredam gejolak harga dalam jangka pendek,” kata Ricky.

Baca Juga: Mendagri Tito Minta Kepala Daerah Tunda Acara Seremonial yang Boros Anggaran

Meski demikian, Ricky mengingatkan perlunya strategi lanjutan agar stabilisasi harga tidak hanya bertumpu pada intervensi jangka pendek. Menurutnya, penguatan produktivitas pertanian, modernisasi rantai pasok, efisiensi distribusi antarwilayah, serta cadangan beras pemerintah harus menjadi penopang utama. Dukungan kepada petani berupa pupuk, benih unggul, teknologi, serta diversifikasi ke komoditas pangan lainnya juga diperlukan.

Ia menambahkan, upaya stabilisasi harga sebaiknya juga diperluas ke komoditas penting lainnya seperti daging, minyak goreng, bawang putih, dan tepung terigu. Fluktuasi harga pada bahan pangan tersebut, menurut Ricky, berpotensi memengaruhi sektor UMKM kuliner, industri makanan, hingga konsumsi rumah tangga.

Selain itu, ia menekankan pentingnya perbaikan sistem tata niaga dan distribusi pangan. Menurut Ricky, harga yang tinggi bukan hanya dipicu oleh produksi, tetapi juga akibat tingginya biaya distribusi serta rantai perantara yang panjang.

“Reformasi rantai pasok sangat penting untuk menekan biaya logistik, memperkuat transportasi antarwilayah, dan memangkas rantai distribusi agar harga di tingkat konsumen lebih stabil,” ujarnya. (Sumber: Antara) 

x|close