Skandal Tabir Surya di Australia Meluas, Kini 18 Produk Ditarik dari Pasaran

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Okt 2025, 19:00
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Skandal Tabir Surya di Australia Meluas, Puluhan Produk Ditarik dari Pasaran Ilustrasi - Skandal Tabir Surya di Australia Meluas, Puluhan Produk Ditarik dari Pasaran (BBC)

Ntvnews.id, Jakarta - Skandal tabir surya di Australia semakin meluas setelah otoritas kesehatan menarik 18 produk dari pasaran karena masalah keamanan. Investigasi menemukan sejumlah merek terkenal tidak memberikan perlindungan sesuai klaim, menimbulkan kekhawatiran besar di negara dengan tingkat kanker kulit tertinggi di dunia.

Analisis lembaga advokasi konsumen pada Juni lalu mengungkap beberapa tabir surya populer dan mahal ternyata tidak sesuai klaim perlindungan produsennya. Salah satunya, produk Lean Screen Skinscreen dari Ultra Violette, yang seharusnya memiliki SPF 50+, namun hasil uji hanya menunjukkan SPF 4. Produk ini akhirnya ditarik secara sukarela pada Agustus.

Dilansir dari BBC, Rabu, 1 Oktober 2025, penyelidikan lanjutan dari Therapeutic Goods Administration (TGA) menemukan hampir 20 tabir surya lain dari merek berbeda dengan formula dasar yang sama. Otoritas juga menyoroti adanya “kekhawatiran signifikan” terhadap sebuah laboratorium penguji.

Baca Juga: Heboh! Australia Rilis Sunscreen Overclaim, SPF 50+ Ternyata Cuma SPF 4

“Tahap awal pengujian menunjukkan bahwa formula dasar ini tidak mungkin memiliki SPF lebih dari 21, dan dalam beberapa kasus rating SPF bisa serendah empat,” kata TGA dalam pembaruan resminya.

Dari 21 produk yang teridentifikasi, delapan telah ditarik atau dihentikan produksinya. Penjualan 10 produk lain dihentikan sementara, sementara dua produk lainnya masih dalam tahap peninjauan. Satu produk yang masuk daftar diproduksi di Australia, namun tidak dijual di dalam negeri.

Australia dikenal memiliki regulasi tabir surya paling ketat di dunia. Diperkirakan dua dari tiga warga Australia akan mengalami setidaknya satu kali operasi pengangkatan kanker kulit sepanjang hidup mereka.

Skandal ini menimbulkan reaksi keras dari konsumen dalam negeri, sekaligus memunculkan kekhawatiran dampak global. Masalah teridentifikasi baik dalam proses produksi maupun integritas pengujian laboratorium yang menjadi dasar klaim SPF.

Baca Juga: Digugat karena Kelangkaan BBM, Menteri Bahlil: Kami Hargai Proses Hukum

Produsen formula dasar bermasalah, Wild Child Laboratories Pty Ltd, menyatakan telah menghentikan produksinya.

Dalam pernyataannya, Direktur Wild Child Laboratories, Tom Curnow, mengatakan, “TGA tidak menemukan masalah produksi di fasilitas kami. Perbedaan hasil pengujian yang dilaporkan merupakan bagian dari isu yang lebih luas di tingkat industri.”

TGA sebelumnya telah mengindikasikan rencana untuk meninjau ulang persyaratan uji SPF, yang dianggap “sangat subjektif”. Namun, dalam pembaruan terbaru pada Selasa, TGA menegaskan adanya masalah besar dengan pengujian yang dilakukan oleh Princeton Consumer Research Corp (PCR Corp), laboratorium asal Amerika Serikat.

“TGA mengetahui bahwa banyak perusahaan yang memproduksi tabir surya dengan formula dasar ini mengandalkan hasil pengujian dari PCR Corp untuk mendukung klaim SPF mereka,” kata pihak regulator.

Baca Juga: Rosan Roeslani dan Todotua Resmikan EU Investment Desk, Dorong Investasi Ramah Lingkungan

Curnow menambahkan bahwa Wild Child telah berhenti bekerja sama dengan laboratorium PCR dan mengajukan kembali formulanya untuk diuji di laboratorium independen yang terakreditasi.

TGA menyebut semua perusahaan yang menggunakan formula bermasalah serta hasil uji PCR Corp sudah dihubungi.

“TGA juga telah mengirimkan surat kepada PCR Corp terkait kekhawatiran ini, namun hingga kini belum ada tanggapan,” ungkap lembaga tersebut.

Dalam pernyataannya, pihak PCR Corp menyebut adanya kemungkinan faktor eksternal yang menyebabkan perbedaan hasil pengujian SPF antara uji mereka dengan pengujian lanjutan pihak lain.

“Kinerja tabir surya yang diukur di laboratorium mencerminkan kondisi sampel saat itu,” kata pernyataan tersebut.

Baca Juga: Pesan Menkeu Purbaya Sambut Bulan Baru: Oktober O-nya Optimis Indonesia Akan Cerah

“Banyak faktor di luar laboratorium, seperti variasi produksi antar-batch, perbedaan bahan baku, kemasan, kondisi penyimpanan, usia produk, hingga penanganan di pasar, dapat memengaruhi nilai SPF produk yang dijual kemudian.”

Pernyataan itu melanjutkan bahwa “pengujian hanyalah satu bagian dari proses regulasi dan jaminan mutu yang lebih luas, yang mencakup kontrol produksi, program stabilitas, serta pengawasan pascapasar oleh merek dan regulator.”

“Kami hanya dapat merujuk pada data yang kami hasilkan dari sampel yang diuji; kami tidak bisa memberikan opini mengenai produk lain yang kemudian diproduksi atau dijual tanpa kami uji,” tambah PCR Corp.

Baca Juga: 41 Senator AS Desak Pencabutan Larangan Visa bagi Warga Palestina

(Sumber: Antara)

x|close