Trump Desak Microsoft Pecat Lisa Monaco Gegara Latar Belakang Politik

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Sep 2025, 13:32
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Dedi
Editor
Bagikan
Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato dalam Debat Umum Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) di Markas Besar PBB di New York, 23 September 2025. ANTARA/Xinhua/Li Rui. Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato dalam Debat Umum Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) di Markas Besar PBB di New York, 23 September 2025. ANTARA/Xinhua/Li Rui. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara terbuka menyerukan kepada Microsoft agar memberhentikan Lisa Monaco dari posisinya sebagai Presiden Urusan Global perusahaan tersebut. Seruan ini ia sampaikan melalui unggahan di media sosial Truth Social.

Trump menilai bahwa latar belakang Lisa sebagai mantan pejabat senior di pemerintahan Barack Obama dan Joe Biden, termasuk perannya sebagai Wakil Jaksa Agung, menjadikan keberadaannya di Microsoft sebagai sesuatu yang tidak pantas.

“Menurut saya, Microsoft seharusnya segera mengakhiri hubungan kerja dengan Lisa Monaco,” tulis Trump dalam unggahan yang dikutip dari Tech Crunch pada Senin, 29 September 2025. 

Lisa Monaco memang dikenal pernah memegang posisi penting di sektor keamanan nasional, termasuk saat menjabat sebagai penasihat senior bidang keamanan nasional pada masa pemerintahan Obama. Ia juga menjabat sebagai wakil jaksa agung di bawah pemerintahan Biden.

Kontroversi terhadap Lisa Monaco bukan hal baru. Pada Maret lalu, Trump melalui keputusan presiden telah mencabut akses Lisa terhadap informasi rahasia, bersamaan dengan pencabutan akses milik Joe Biden, Kamala Harris, Hillary Clinton, serta beberapa anggota keluarga Biden lainnya.

Baca Juga: Berulang Kali Trump Tegaskan Tak Akan Izinkan Israel Caplok Tepi Barat

Microsoft sendiri menolak memberikan tanggapan atas desakan Trump untuk memberhentikan Monaco. Lisa mulai bergabung dengan Microsoft pada Mei 2025, dan sejak itu memimpin kebijakan terkait keamanan siber serta menjalin hubungan dengan berbagai lembaga pemerintahan di tingkat global.

Pernyataan Trump juga mendapat dukungan dari kalangan sayap kanan, salah satunya Laura Loomer, seorang aktivis sekaligus sekutu politik Trump. Dalam unggahan-unggahan di platform X, Loomer secara terbuka mengkritik keputusan Microsoft merekrut Monaco, bahkan menyasar CEO Microsoft Satya Nadella secara pribadi.

Loomer menyinggung asal-usul Nadella dari India dan menuduhnya melakukan tindakan penipuan memalukan. Tak hanya itu, setelah unggahan Trump, Loomer kembali menyerukan agar pemerintah AS membatalkan seluruh kontrak yang berlaku dengan Microsoft.

Trump juga diketahui pernah melontarkan kritik serupa kepada pimpinan perusahaan teknologi lainnya. Pada Agustus, ia sempat menargetkan Presiden Intel, Lip-Bu Tan, agar mundur dari jabatannya karena dicurigai memiliki konflik kepentingan.

Namun setelah Intel menyetujui pemberian 10 persen saham kepada pemerintah AS sebagai bagian dari pendanaan yang sebelumnya dirancang oleh pemerintahan Biden, Trump justru melontarkan pujian kepada Tan.

“CEO yang sangat dihormati," ujarnya.  

(Sumber : Antara)

x|close