Ntvnews.id, Washington - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa 23 September 2025 menyampaikan melalui unggahan di media sosial bahwa ia yakin Ukraina, dengan dukungan Eropa dan NATO, "siap untuk melawan dan merebut kembali seluruh wilayahnya ke kondisi awal."
Pernyataan tersebut menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam sikap Gedung Putih terkait konflik Rusia-Ukraina. Sebelumnya, Trump berulang kali mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar membuat konsesi demi tercapainya kesepakatan gencatan senjata dengan Rusia, bahkan menyebut Kiev "tidak memiliki peluang" dalam negosiasi.
"Setelah mengetahui dan memahami sepenuhnya situasi militer dan ekonomi Ukraina/Rusia, dan setelah melihat masalah ekonomi yang ditimbulkannya terhadap Rusia, saya yakin Ukraina, dengan dukungan Uni Eropa, siap untuk melawan dan merebut kembali wilayahnya ke kondisi awal," tulis Trump melalui akun Truth Social.
"Dengan waktu, kesabaran, dan dukungan finansial dari Eropa, khususnya NATO, batas-batas awal yang merupakan titik mula dimulainya perang ini, sangat mungkin diwujudkan," kata Trump.
Baca Juga: Trump Puji Pidato Prabowo di PBB: You Did a Great Job!
"Kami akan terus memasok senjata ke NATO agar NATO dapat melakukan apa yang mereka inginkan dengan senjata tersebut," ujar Trump.
Saat bertemu Zelensky di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada Selasa yang sama, Trump juga menyampaikan kepada wartawan bahwa negara-negara anggota NATO seharusnya menembak jatuh jet Rusia yang memasuki wilayah udara mereka secara ilegal.
Di sisi lain, Estonia melalui sebuah surat tertanggal Sabtu 20 September kepada presiden Dewan Keamanan PBB mengeklaim bahwa tiga pesawat tempur MiG-31 Rusia masuk hingga 10 kilometer ke dalam wilayah udaranya pada Jumat 19 September dan bertahan selama 12 menit.
Namun, tuduhan tersebut dibantah oleh Dmitry Polyanskiy, wakil tetap pertama Rusia untuk PBB. Ia menegaskan bahwa jet Rusia tidak pernah melanggar wilayah udara Estonia, serta menuding negara-negara Eropa dengan sengaja menyebarkan Russophobia atau kebencian terhadap Rusia.
Sementara itu, Geng Shuang, wakil tetap China untuk PBB, pada Senin 22 September 2025 menyerukan agar semua pihak tetap tenang dan menahan diri. Ia meminta agar fakta diperjelas serta keraguan diatasi melalui dialog dan komunikasi, guna menghindari kesalahpahaman dan kesalahan perhitungan yang dapat memicu ketegangan lebih luas.
(Sumber : Antara)