Moskow Tegaskan Rusia, China dan Korea Utara Tidak Berkonspirasi Melawan AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Sep 2025, 20:15
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pertemuan bilateral di Kazan, Rusia pada Selasa (22/10/2024). ANTARA/HO-Kementerian Luar Negeri China/aa. (Handout Kementerian Luar Negeri China) Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pertemuan bilateral di Kazan, Rusia pada Selasa (22/10/2024). ANTARA/HO-Kementerian Luar Negeri China/aa. (Handout Kementerian Luar Negeri China) (Antara)

Ntvnews.id, Istanbul - Pemerintah Rusia membantah tudingan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menilai para pemimpin Rusia, China, dan Korea Utara tengah berkonspirasi melawan Washington.

"Saya ingin mengatakan bahwa tidak ada yang berkomplot (melawan AS), tidak ada yang mengarang apa pun, tidak ada konspirasi. Terlebih lagi, tidak ada yang memikirkan hal ini, tidak satu pun dari ketiga pemimpin ini yang memikirkannya," kata penasihat Urusan Luar Negeri Presiden Rusia, Yuri Ushakov, dalam wawancara dengan jurnalis Rusia Pavel Zarubin yang dibagikan melalui akun Telegram miliknya, dikuti Rabu, 3 September 2025.

Ushakov menyampaikan pernyataan itu usai parade besar-besaran di Lapangan Tiananmen, Beijing, yang digelar untuk memperingati 80 tahun kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Acara tersebut dihadiri sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Baca Juga: Dasco Ungkap Bakal Dilakukan Reformasi DPR, Dipimpin Langsung oleh Puan Maharani

“Selain itu, saya dapat mengatakan bahwa semua orang memahami peran AS, pemerintahan Presiden Trump saat ini, dan Presiden Trump secara pribadi dalam situasi internasional saat ini,” ujar Ushakov, sambil menyebut bahwa pernyataan Trump tersebut “bukan tanpa ironi.”

Sehari sebelumnya, Trump menuding Putin, Xi, dan Kim tengah bersekongkol melawan AS melalui unggahan di platform media sosialnya, Truth Social. Ia juga menyinggung kontribusi besar rakyat Amerika yang gugur dalam membantu perjuangan China saat melawan Jepang pada Perang Dunia II, seraya berharap keberanian dan pengorbanan itu “dihormati dan dikenang sebagaimana mestinya.”

China secara resmi menyebut periode 1937–1945 sebagai "Perang Perlawanan terhadap Agresi Jepang," yang dipandang sebagai bagian penting dari "Perang Anti-Fasis Dunia."

(Sumber: Antara)

x|close