Ntvnews.id, Moskow - Pemerintah Filipina melalui Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (PHIVOLCS) mengeluarkan peringatan tsunami pada Rabu, 30 Juli 2025, menyusul terjadinya gempa bumi kuat yang mengguncang wilayah lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia.
Dalam pernyataannya, PHIVOLCS menjelaskan bahwa, “Berdasarkan kalkulasi magnitudo yang telah direvisi dan model gelombang tsunami di Pusat Peringatan Tsunami Pasifik, wilayah-wilayah pesisir di Filipina yang berbatasan dengan Samudra Pasifik diperkirakan akan mengalami gelombang tsunami setinggi kurang dari satu meter (3,3 kaki)."
PHIVOLCS juga menyebutkan bahwa gelombang tsunami tersebut diprediksi masih akan berlangsung dalam beberapa jam ke depan.
"Masyarakat yang panik diimbau untuk waspada terhadap gelombang yang tidak biasa. Mereka juga diimbau untuk menjauhi pantai dan tidak pergi ke sana … sampai peringatan ini dicabut," tulis PHIVOLCS dalam pernyataan resminya.
Baca Juga: DiSus-A Intelligent Suspension: Teknologi Canggih DENZA Z9 untuk Stabilitas dan Kenyamanan Maksimal
Lembaga tersebut juga menegaskan pentingnya evakuasi bagi warga yang tinggal sangat dekat dengan garis pantai. “PHIVOLCS juga menyarankan agar masyarakat yang rumahnya sangat dekat dengan garis pantai agar mengungsi ke pedalaman.”
Gempa yang memicu peringatan ini tercatat sebagai yang terkuat sejak tahun 1952, dengan magnitudo mencapai 8,8. Guncangan tersebut terjadi di perairan lepas pantai Kamchatka pada Rabu dan memicu peringatan tsunami di kawasan Teluk Avachinskiy. Warga di daerah-daerah berisiko diminta untuk tidak mendekati pantai.
Sementara itu, otoritas Amerika Serikat, yaitu Patroli Pantai AS (USCG), turut mengambil langkah cepat dengan memerintahkan semua kapal komersial di pelabuhan Hawaii untuk melakukan evakuasi sebagai respons terhadap ancaman tsunami yang dipicu oleh gempa besar tersebut.
(Sumber: Antara)