Ntvnews.id, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia menegaskan bahwa undangan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47 tetap berlaku. KTT tersebut dijadwalkan berlangsung pada 26 hingga 28 Oktober 2025 di Kuala Lumpur, dan Malaysia sebagai Ketua ASEAN tahun ini menyatakan tidak akan membatalkan kehadiran Trump meski ada desakan publik.
Menteri Komunikasi Malaysia, Fahmi Fadzil, menjelaskan bahwa kehadiran Trump merupakan peluang penting bagi negara-negara Asia Tenggara untuk menyuarakan pandangan mereka mengenai isu Palestina secara langsung.
"Beberapa orang bertanya mengapa pesan yang lebih jelas (dukungan untuk Palestina) tidak dikirim dengan tidak mengundang (Trump). Sebenarnya, mudah bagi kami untuk 'memboikot' (AS), tetapi pendekatan Perdana Menteri (Anwar Ibrahim) dalam banyak hal adalah bahwa kita perlu dialog," ujar Fahmi sebagaimana dikutip dari BERNAMA, di Kuala Lumpur, Senin.
Menurut Fahmi, kehadiran Presiden Trump justru membuka ruang bagi para pemimpin ASEAN untuk menyampaikan sikap secara terbuka dan terus terang — termasuk dukungan terhadap Palestina dan kritik terhadap sikap negara-negara besar dalam merespons konflik yang terjadi.
Baca Juga: PM Anwar: Donald Trump Pastikan Hadiri KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur Oktober 2025
Fahmi menyatakan bahwa waktu penyelenggaraan KTT ini sangat relevan mengingat meningkatnya solidaritas global terhadap perjuangan rakyat Palestina.
"Dalam beberapa hari terakhir, banyak negara — seperti yang telah kita lihat dalam perdebatan (Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa) — telah terlibat dalam diskusi yang sangat panas, tidak hanya tentang gencatan senjata tetapi juga tentang mengakhiri perang di Gaza," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa momentum saat ini menjadi kesempatan strategis untuk menghadirkan Presiden AS dalam pertemuan tersebut dan memungkinkan dialog langsung antara para pemimpin kawasan dengan Trump.
Selain itu, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim juga menegaskan komitmen pemerintahnya untuk memanfaatkan setiap forum diplomatik sebagai sarana menyuarakan dukungan terhadap Palestina. Anwar menekankan bahwa Malaysia akan terus bersikap tegas dalam membela prinsip keadilan dan kemanusiaan, namun tetap menempuh jalur diplomasi yang bijaksana.
Baca Juga: Prabowo Posting Ketemu Trump di New York: Saya Yakin Ada Terobosan untuk Perdamaian
Sementara itu, sejumlah pemimpin dari kawasan Asia, Eropa, Kanada, Afrika, dan Amerika Latin juga dijadwalkan hadir dalam KTT ke-47 ASEAN yang digelar di ibukota Malaysia.
Namun demikian, keputusan Malaysia tetap mengundang Trump menuai kritik dari sebagian kalangan, termasuk dari mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Mahathir secara terbuka menyarankan agar pemerintah membatalkan undangan kepada Trump.
Mahathir mengkritik keras posisi AS yang dianggap mendukung tindakan kekerasan Israel terhadap rakyat Palestina.
Mahathir menyebut Trump dan AS merupakan pendukung kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Mahathir juga menilai pembatalan undangan terhadap Trump dapat memberikan pesan kuat atas penolakan Malaysia terhadap genosida di Gaza.
(Sumber : Antara)