Ntvnews.id, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Taliban agar menyerahkan Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan, yang dulu menjadi markas utama militer AS. Ia bahkan memperingatkan bahwa konsekuensi buruk akan terjadi jika permintaannya tidak dipenuhi.
Namun, permintaan itu ditolak oleh pejabat senior Taliban yang menegaskan bahwa fasilitas tersebut merupakan bagian utuh dari Afghanistan.
Dalam wawancara eksklusif dengan Al Arabiya English, juru bicara utama pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid, menegaskan: "Bagram adalah bagian dari wilayah Afghanistan. Tidak ada bedanya dengan wilayah Afghanistan lainnya. Kami tidak akan pernah setuju untuk menyerahkan atau menyerahkan bagian mana pun dari negara kami."
Dilansir dari Al Arabiya, Jumat, 26 September 2025, Mujahid menambahkan: "Warga Afghanistan sangat sensitif terhadap pendudukan, dan tidak ada warga Afghanistan yang akan membiarkan tanah mereka diambil atau dikuasai oleh pihak luar - bahkan sejengkal pun."
Baca Juga: Taliban Afghanistan Bakal Normalisasi Hubungan dengan AS
Bagram, yang terletak di utara Kabul, merupakan pangkalan militer terbesar AS di Afghanistan sekaligus pusat operasi selama dua dekade perang melawan Taliban. Pangkalan ini ditinggalkan pasukan AS pada Juli 2021, beberapa pekan sebelum Taliban kembali berkuasa.
Trump, dalam pernyataannya pada Sabtu lalu, kembali melontarkan ancaman. "Jika Afghanistan tidak mengembalikan Pangkalan Udara Bagram kepada mereka yang membangunnya, Amerika Serikat, HAL-HAL BURUK AKAN TERJADI!!!" tulisnya di platform media sosial Truth Social.
Baca Juga: Taliban Berlakukan Aturan Hal Terduga Ini untuk PBB
Menjawab ancaman tersebut, Mujahid menyatakan kepada Al Arabiya English: "Selama dua puluh tahun di bawah pendudukan AS, Afghanistan mengalami 'hal-hal buruk' - bukan hanya sehari, tetapi terus menerus selama dua dekade. Amerika tidak boleh lupa bahwa tindakan buruk memicu reaksi buruk. Pada akhirnya, mereka terpaksa menarik pasukan mereka dari Afghanistan."
Ia juga menegaskan kembali posisi Afghanistan: "Afghanistan bukanlah negara yang dapat diduduki atau ditaklukkan. Mereka harus terlibat dengan rakyat Afghanistan secara politis, diplomatis, dan rasional."
Mujahid mengonfirmasi adanya dialog dengan pejabat AS, namun ia menekankan bahwa pembicaraan itu menyangkut pertukaran tahanan, hubungan diplomatik, dan peluang investasi ekonomi. Sementara itu, Pangkalan Bagram disebutnya sebagai sesuatu yang tidak bisa dinegosiasikan.