Usai Pengakuan Australia-Inggris, Netanyahu: Tidak Akan Ada Negara Palestina!

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Sep 2025, 10:15
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Arsip - Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu. (ANTARA/Anadolu) Arsip - Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu. (ANTARA/Anadolu) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa tidak akan pernah ada negara Palestina. Pernyataan keras ini disampaikan usai Australia, Inggris, dan Kanada secara bersamaan mengumumkan pengakuan resmi terhadap Palestina, sementara Prancis disebut akan segera mengikuti langkah serupa.

Dalam keterangannya, Netanyahu menyebut para pemimpin dunia yang mengakui Palestina justru memberi imbalan kepada terorisme.

“Tidak akan ada negara Palestina,” tegas Netanyahu di New York dalam rangka Sidang Majelis Umum PBB, seperti dilansir dari AFR

“Saya punya pesan jelas kepada para pemimpin yang mengakui negara Palestina setelah pembantaian mengerikan pada 7 Oktober, Anda memberi hadiah besar kepada terorisme. Dan saya punya pesan lain. Itu tidak akan terjadi.

Netanyahu juga menolak kemungkinan berdirinya negara Palestina di Tepi Barat. Ia menyatakan dirinya telah berulang kali mencegah pembentukan negara tersebut meski menghadapi tekanan dalam dan luar negeri.

“Tidak akan ada negara Palestina di sebelah barat Sungai Yordan. Selama bertahun-tahun, saya mencegah terbentuknya negara teror itu, meskipun menghadapi tekanan luar biasa, baik dari dalam negeri maupun dari luar,” ujarnya.

Ia menambahkan, Israel akan terus memperluas permukiman Yahudi di wilayah pendudukan.

“Kami melakukan ini dengan tekad dan kepemimpinan yang cermat. Lebih dari itu, kami telah melipatgandakan permukiman Yahudi di Yudea dan Samaria (Tepi Barat), dan kami akan terus melanjutkan jalur ini,” tegas Netanyahu.

Respons dari Australia

Sementara itu, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menegaskan bahwa pengakuan terhadap Palestina tidak diberikan secara cuma-cuma, melainkan dengan syarat-syarat ketat.

Menurutnya, ekspansi permukiman Israel dan bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza telah mendorong dunia untuk mengambil sikap tegas.

“Mereka memang sudah melakukannya. Itu salah satu hal yang membuat dunia akhirnya bertindak,” kata Albanese di New York.

“Kita telah melihat ekspansi permukiman di Tepi Barat yang terus berlanjut. Kita memiliki menteri-menteri Israel yang sepenuhnya menolak gagasan bahwa Palestina bisa memiliki tanah air di masa depan. Dan kita juga melihat bencana kemanusiaan yang sedang terjadi di Gaza,” lanjutnya.

Albanese menegaskan, dunia kini menuntut dihentikannya lingkaran kekerasan yang tidak berkesudahan.

“Apa yang terjadi sekarang adalah dunia berkata ‘cukup sudah’. Siklus kekerasan ini harus diakhiri,” tuturnya.

Australia secara resmi mulai mengakui Palestina pada Minggu (21/9) pukul 23.00 waktu AEST. Pada Selasa pagi, Prancis dan sejumlah negara lain dijadwalkan mengikuti langkah serupa dalam sebuah pertemuan sampingan yang dipimpin bersama Prancis dan Arab Saudi. Setelah itu, Albanese dijadwalkan bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron.

x|close