Ntvnews.id, Beijing - Pertemuan antara Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Cina Xi Jinping menjadi sorotan utama pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organisation (SCO) di Tianjin, Cina.
Dilansir dari DW, Selasa, 2 September 2025, kunjungan ini merupakan yang pertama bagi Modi ke Cina sejak hubungan kedua negara memburuk akibat bentrokan mematikan di perbatasan Himalaya pada 2020. Dalam sambutannya, Modi menekankan bahwa relasi India–Cina kini bergerak menuju arah yang lebih bermakna, dengan kondisi perbatasan yang semakin damai.
Sementara itu, Xi, dikutip CCTV, menyatakan bahwa persoalan perbatasan tidak seharusnya menjadi tolok ukur keseluruhan hubungan kedua negara. Ia menambahkan bahwa fokus utama seharusnya diarahkan pada pembangunan ekonomi.
Modi menegaskan komitmen India untuk mempererat kerja sama dengan Cina berdasarkan rasa saling menghormati, saling percaya, serta kepekaan terhadap kepentingan masing-masing. Xi menekankan pentingnya melihat hubungan kedua negara dari perspektif strategis jangka panjang, terlebih karena tahun ini menandai 75 tahun hubungan diplomatik.
"India dan Cina adalah mitra, bukan pesaing. Keduanya mewakili peluang pembangunan, bukan ancaman," ujar Xi seperti dikutip Xinhua.
Baca Juga: India-AS Rengga Usai Trump Berlakukan Tarif 50 Persen
Pertemuan ini berlangsung hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat memberlakukan tarif 50 persen atas produk India terkait impor minyak dari Rusia. Analis menilai kebijakan itu berpotensi mendorong India untuk semakin mendekat ke Cina.
Di sela KTT, Xi juga melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Media pemerintah Rusia menyiarkan rekaman keduanya saling menyapa hangat. Putin juga dijadwalkan bertemu Modi di tengah sorotan global atas kebijakan tarif tinggi dari Washington.
Putin dan sejumlah pemimpin lain diperkirakan tetap berada di Beijing hingga 3 September untuk menghadiri parade militer memperingati berakhirnya Perang Dunia II. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga disebut akan hadir.
KTT SCO, yang berlangsung 31 Agustus hingga 1 September 2025, dipenuhi pertemuan bilateral Xi dengan sejumlah pemimpin negara anggota dan mitra organisasi.
Dalam jamuan resmi, Xi Jinping menegaskan bahwa SCO kini memiliki peran lebih besar dalam menjaga stabilitas kawasan.
Baca Juga: Harga Referensi CPO Menguat Imbas Meningkatnya Permintaan dari India dan China
"SCO pasti akan memainkan peran lebih besar, memperkuat persatuan antar anggota, menggalang kekuatan Global South, dan mendorong kemajuan peradaban manusia," ujarnya.
Menurut Xinhua, pertemuan kali ini merupakan yang terbesar dalam sejarah organisasi. SCO sendiri beranggotakan 10 negara, yakni Cina, India, Rusia, Pakistan, Iran, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Belarus, dengan tambahan 16 negara berstatus mitra dialog atau pengamat.
KTT ini berlangsung di tengah ketegangan perdagangan global setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif terhadap berbagai negara, mendorong banyak pihak mencari mitra dagang baru.
Sejak berdiri pada 2001, SCO berkembang menjadi forum kerja sama ekonomi sekaligus keamanan. Cina menggunakan forum ini untuk memperluas pengaruh ekonominya, sementara Rusia memanfaatkannya guna menjaga hubungan dengan Asia Tengah. Perang Ukraina membuat Moskow semakin bergantung pada SCO.
Bagi India, forum ini juga menjadi panggung strategis, terutama setelah hubungan dengan AS kembali menegang akibat kebijakan tarif. Kehadiran Modi di Tianjin menandai kunjungan pertamanya ke Cina dalam tujuh tahun terakhir.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang turut hadir menegaskan pentingnya multilateralisme, bahkan menyebut Cina sebagai pilar penting dalam sistem internasional.