Ntvnews.id, Jakarta - Empat jurnalis yang bekerja untuk saluran berita Al Jazeera Qatar dilaporkan meninggal dunia setelah tenda tempat mereka berada menjadi sasaran serangan militer Israel pada Minggu, 10 Agustus 2025. Lokasi serangan berada di depan Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza City, sebagaimana dilaporkan oleh Al Jazeera dan sejumlah sumber medis lokal.
Menurut laporan dari Al Jazeera, dikutip Senin, 11 Agustus 2025, korban terdiri dari dua jurnalis, yakni Anas Al-Sharif dan Mohammed Qreiqeh, serta dua juru kamera Ibrahim Zaher dan Mohammed Noufal.
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Mohammed Abu Selmiya, menyatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa total ada lima warga Palestina yang tewas akibat serangan tersebut. Ia menuturkan, "Anas Al-Sharif dan Mohammed Qreiqeh, keduanya koresponden Al Jazeera, serta dua juru kamera, Ibrahim Zaher dan Mohammed Noufal, termasuk di antara korban."
Sumber dari pertahanan sipil Palestina mengungkapkan bahwa militer Israel secara spesifik menyerang tenda para jurnalis. Empat orang wartawan tewas di tempat, sementara satu korban lainnya tidak dapat diidentifikasi karena kondisi tubuhnya yang "hancur berkeping-keping."
Menanggapi insiden ini, militer Israel atau Israel Defense Forces (IDF) menyampaikan pernyataan resmi bahwa mereka menargetkan Anas Al-Sharif dalam serangan di Gaza. IDF mengklaim bahwa Al-Sharif merupakan anggota Hamas. "Anas Al-Sharif menjabat sebagai kepala sel teroris dalam organisasi teroris Hamas dan bertanggung jawab atas serangan roket terhadap warga sipil Israel dan pasukan IDF," ujar mereka.
Lebih lanjut, pihak IDF menyebut bahwa sejumlah dokumen yang ditemukan menunjukkan keterkaitan Al-Sharif dengan Hamas. Di antaranya terdapat "daftar tugas personel, daftar pelatihan teroris, direktori telepon, dan dokumen gaji."
Namun, klaim ini dibantah oleh Al Jazeera. Mereka mengutip pernyataan analis asal Gaza, Muhammad Shehada, yang menyatakan: "tidak ada bukti bahwa Al-Sharif terlibat dalam pertempuran apa pun."
Sebelum meninggal dunia, Al-Sharif sempat membagikan kondisi terkini melalui video yang diunggah ke platform X (sebelumnya Twitter). Dalam video tersebut, terlihat langit malam Gaza berwarna merah akibat pengeboman, disertai suara ledakan keras. Ia menulis, "Pengeboman tanpa henti," dan menambahkan, "Selama dua jam, agresi Israel semakin intensif di Gaza City."
(Sumber: Antara)