Apple Siapkan Investasi Rp1.627 Triliun Hadapi Tekanan Tarif Trump

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Agu 2025, 19:30
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
ustrasi - Logo Apple Store di pintu masuk Apple Store di Fifth Avenue New York. ustrasi - Logo Apple Store di pintu masuk Apple Store di Fifth Avenue New York. (ANTARA)

Ntvnews.id, 

 Jakarta -Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Apple, dikabarkan berencana mengalokasikan investasi sebesar US$100 miliar (sekitar Rp1.627 triliun) sebagai strategi menghadapi tekanan kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.

Langkah ini merupakan kelanjutan dari rencana awal Apple untuk menanamkan modal hingga 500 miliar dolar AS di Amerika Serikat dalam kurun waktu empat tahun ke depan. Investasi tersebut mencakup program manufaktur sekaligus mengalihkan lebih banyak rantai pasokan ke dalam negeri.

Menurut laporan The Verge, Kamis, bagian dari investasi ini adalah perjanjian perluasan kerja sama dengan Corning untuk memproduksi 100 persen lapisan kaca pelindung iPhone dan Apple Watch di Kentucky.

Selain Corning, mitra lain yang terlibat dalam investasi ini adalah Samsung. Bersama Samsung, Apple akan memproduksi chip di fasilitas yang berlokasi di Austin, Texas.

Selanjutnya, pabrik server Apple di Houston dijadwalkan memulai produksi massal pada tahun 2026, seiring dengan upaya perusahaan untuk memperluas jaringan pusat data di Maiden, Carolina Utara.

Apple juga mengumumkan pada Juli 2025 rencana membuka akademi manufaktur di Michigan, sebagai bagian dari inisiatif pengembangan talenta digital untuk mendukung manufaktur canggih di AS.

Meski belum ada kepastian apakah langkah-langkah ini dapat memuaskan Presiden Trump, yang jelas Apple akan mulai memproduksi iPhone di Amerika Serikat.

Sebelumnya, Trump mengkritik Apple karena belum melakukan produksi manufaktur di dalam negeri dan mengancam akan mengenakan tarif 25 persen jika perusahaan tidak meningkatkan produksi perangkatnya di AS.

Ancaman itu disampaikan setelah Apple mengalihkan sebagian produksi dari China ke Vietnam dan India dalam beberapa waktu terakhir, namun belum membawa kemampuan manufakturnya kembali ke Amerika Serikat.

(Sumber: Antara)

x|close