Menekraf Ungkap 3 Modal Utama Ekonomi Kreatif Nasional

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Des 2025, 14:25
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya menyampaikan paparan saat Laporan Tahunan 2025 Kementerian Ekonomi Kreatif di Jakarta, Senin, 22 Desember 2025. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nym. Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya menyampaikan paparan saat Laporan Tahunan 2025 Kementerian Ekonomi Kreatif di Jakarta, Senin, 22 Desember 2025. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nym. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menyampaikan terdapat tiga modal dasar yang dapat menjadi pegangan pelaku ekonomi kreatif (ekraf) untuk menjadikan sektor tersebut sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.

“Yang pertama, kekayaan budaya Nusantara yang menjadi sumber identitas, inspirasi dan keunggulan kompetitif,” kata Riefky saat memaparkan materi pada acara Ekraf Annual Report 2025 di Jakarta, Senin, 22 Desember 2025.

Riefky menjelaskan, produk ekonomi kreatif yang diminati pasar global umumnya memiliki akar budaya yang kuat. Ia mencontohkan Bollywood dari India, Hollywood dari Amerika Serikat, hingga K-Pop dari Korea Selatan yang mampu membawa kebudayaan negara asalnya melalui industri hiburan.

Menurutnya, pasar global pada titik tertentu dapat mengalami kejenuhan terhadap budaya dari negara-negara tersebut dan mulai mencari alternatif dari negara lain yang juga memiliki kekuatan budaya. Kondisi ini menjadi peluang bagi pelaku ekraf daerah untuk meningkatkan kualitas produk agar mampu menembus pasar internasional.

Baca Juga: Menteri Ekraf Ajak Generasi Muda Majukan Industri Kreatif dan Digital

“Jadi di sini kehadiran kita semua termasuk media, teman-teman asosiasi, pemerintah bagaimana ketika pasar dunia mencari animator taste-nya Indonesia, fashion taste Indonesia, makanan taste Indonesia dan seterusnya, termasuk desain taste Indonesia atau yang memang autentik di Indonesia ini bisa siap dan tidak hanya menjadi tukang jahit sebagai support tapi menjadi mitra bisnis mereka,” kata Riefky.

Modal dasar kedua, lanjut Riefky, adalah besarnya populasi generasi muda yang inovatif, adaptif, dan merupakan digital native. Ia mengatakan Kementerian Ekonomi Kreatif menjalankan berbagai program pengembangan sumber daya manusia, termasuk pelatihan digital melalui program Genmatic dan Emak-Emak Matic untuk meningkatkan kemampuan pemasaran generasi muda dan perempuan.

Selain itu, kementerian juga memfasilitasi pelatihan penguatan kapasitas bagi konten kreator. Upaya tersebut dinilai berdampak pada pengembangan pariwisata dan perekonomian daerah karena kreator tidak hanya berada di kota besar, tetapi juga tersebar hingga ke wilayah perdesaan.

Baca Juga: Penetapan KaTa Kreatif 2025, Menteri Ekraf Dorong Tiap Kota Punya Subsektor Unggulan

“Dan ini akan ber-impact, akan memberikan dampak juga terhadap pariwisata dan juga ekonomi di daerah-daerah, terutama di daerah-daerah perdesaan dan kecamatan,” katanya.

Modal ketiga, menurut Riefky, adalah transformasi digital yang berkembang pesat dan semakin merata di tengah masyarakat. Ia menyebutkan Kemenekraf memfasilitasi program akselerasi kreatif yang menyasar pelaku ekraf di daerah agar mampu naik kelas dan masuk ke pasar nasional.

Selain itu, pengembangan desa kreatif dilakukan melalui kerja sama lintas kementerian agar masyarakat desa dapat memasarkan produk kreatifnya secara lebih luas.

“Dengan pilar ekosistem yang semakin kokoh, kebijakan yang terarah, serta dukungan kolaboratif Hexahelix, kami meyakini bahwa ekonomi kreatif akan menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah,” kata Riefky.

x|close