IHSG Dibuka Naik ke Posisi 8.743, Rupiah Menguat Tipis Rp16.694 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Des 2025, 10:32
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Dedi
Editor
Bagikan
Ilustrasi grafik pasar uang dan pasar saham dunia pasca pengumuman tarif kombinasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ilustrasi grafik pasar uang dan pasar saham dunia pasca pengumuman tarif kombinasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Antara)


Ntvnews.id
, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa 9 Desember 2025 bergerak menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and seeterhadap arah kebijakan suku bunga acuan The Fed.

Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 32,52 poin atau 0,37 persen ke posisi 8.743,21.

Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,04 poin atau 0,59 persen ke posisi 860,11.

"Ekspektasi pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember 2025 semakin tinggi, setelah data belanja konsumen melemah," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya.

Baca juga: Purbaya Mau Beri Insentif ke Investor, Asal Pelaku Goreng Saham Ditindak dalam 6 Bulan

Dari mancanegara, peluang penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed mencapai 89 persen, menurut FedWatch CME.

Namun demikian, pelaku pasar masih menunggu sinyal arah kebijakan berikutnya, karena musim laporan keuangan telah selesai sehingga tidak ada katalis kuat selain keputusan The Fed.

Dari dalam negeri, sisi kebijakan domestik, pemerintah memastikan revisi aturan penempatan devisa hasil ekspor (DHE SDA) akan berlaku mulai 1 Januari 2026.

Dalam aturan baru itu, seluruh DHE SDA wajib ditempatkan di rekening khusus (reksus) bank-bank Himbara selama 12 bulan, dengan porsi konversi maksimal hanya 50 persen dari total dana yang ditempatkan.

Tujuan utama kebijakan ini untuk menstabilkan pasokan dolar AS domestik, serta memudahkan pengawasan aliran DHE. Dengan kewajiban penempatan di bank Himbara, sistem keuangan diperkirakan lebih terkendali, serta meminimalkan potensi keluarnya dolar ke luar sistem perbankan nasional.

Dari perspektif pasar saham, kebijakan DHE dinilai positif bagi bank-bank milik negara, karena berpotensi meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) dan memperkuat likuiditas dolar di perbankan.

Pelaku pasar menilai langkah ini bisa menjadi katalis bagi penguatan sektor perbankan Himbara ke depan, terutama karena arus dana ekspor akan semakin besar dan stabil.

Pada perdagangan Senin (08/12), bursa saham Eropa ditutup variatif, di antaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,01 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,65 persen, indeks DAX Jerman menguat 0,07 persen, serta indeks CAC Prancis turun tipis 0,07 persen.

Baca juga: Dana BUMDes di Cianjur Senilai Rp204 Juta Raib, Diduga Dipakai Investasi Saham

Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street juga ditutup kompak melemah pada Senin (08/12), diantaranya indeks S&P 500 melemah 0,35 persen ditutup di level 6.846,51, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,45 persen dan berakhir di 47.739,32, dan indeks Nasdaq turun 0,25 persen ke 25.627,95.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 0,16 persen ke level 50.678,31, indeks Shanghai melemah 0,07 persen ke posisi 3,921,60, indeks Hang Seng melemah 0,70 persen ke posisi 25.578,33, dan indeks Straits Times menguat 0,22 persen ke 4.518,90.

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan di Jakarta, Selasa, 9 Desember 2025 bergerak menguat 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.694 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.695 per dolar AS.

x|close