IHSG Dibuka Menguat 8.646, Rupiah Melemah Rp16.630 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Des 2025, 10:07
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi grafik pasar uang dan pasar saham dunia pasca pengumuman tarif kombinasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ilustrasi grafik pasar uang dan pasar saham dunia pasca pengumuman tarif kombinasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Antara)


Ntvnews.id
, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis 4 Desember 2025 bergerak menguat seiring dengan pelaku pasar merespons positif upaya para pemangku kebijakan untuk memperkuat pasar modal Indonesia.

Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 34,86 poin atau 0,40 persen ke posisi 8.646,65.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,91 poin atau 0,58 persen ke posisi 854,09.

"Pasar diharapkan dapat bergerak positif pada Kamis," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya.

Baca juga: Purbaya Mau Beri Insentif ke Investor, Asal Pelaku Goreng Saham Ditindak dalam 6 Bulan

Dari dalam negeri, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pemerintah siap untuk memberikan insentif fiskal bagi investor ritel, namun baru akan dilakukan apabila Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI mampu membereskan praktik saham gorengan dalam enam bulan ke depan, termasuk memberikan sanksi nyata kepada pelaku manipulasi harga saham.

Purbaya menilai pemberian insentif di tengah pasar yang belum bersih justru berisiko merugikan investor pemula.

Selain itu, OJK dan BEI juga telah memfinalisasi penyesuaian Peraturan I-A untuk memperkuat struktur likuiditas, menjaga minat korporasi untuk go public, dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap kualitas saham yang diperdagangkan.

Di sisi lain, Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyetujui usulan OJK dan BEI dalam rangka menaikkan batas free float untuk continuous listing obligation dari saat ini sebesar 7,5 persen menjadi minimal 10-15 persen sesuai dengan nilai kapitalisasi pasar.

Dari mancanegara, fokus pelaku pasar tertuju pada pelemahan indeks dolar Amerika Serikat (AS) serta sinyal perlambatan tenaga kerja AS. Data ADP menunjukkan penurunan lapangan kerja swasta sebesar 32.000 pada November 2025, atau jauh di bawah ekspektasi yang menandakan mulai melemahnya aktivitas perekrutan di tengah ketidakpastian ekonomi.

Di sisi lain, indeks dolar AS jatuh ke level terendah dalam sebulan di level 98,932, akibat meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada 10 Desember 2025, dengan probabilitas mencapai 88 persen.

Baca juga: Purbaya Nilai Rekor Baru IHSG Didorong Optimisme Atas Fondasi Ekonomi RI

Pelemahan tersebut mendorong minat risiko global dan membuka peluang arus dana masuk ke negara berkembang, sehingga berpotensi mendukung penguatan rupiah dan pergerakan positif pasar keuangan Indonesia hari ini.

Pada perdagangan Rabu (3/12/2025) kemarin, bursa saham Eropa ditutup variatif, diantaranya Euro Stoxx 50 menguat 0,24 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,10 persen, indeks DAX Jerman melemah 0,07 persen, serta indeks CAC Prancis menguat 0,16 persen.

Sementara itu, bursa AS di Wall Street ditutup kompak menguat pada perdagangan Rabu (3/12/2025), di antaranya Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,86 persen ditutup di level 47.883,14, indeks S&P 500 menguat 0,30 persen ke level 6.849,98, dan indeks Nasdaq Composite menguat 0,20 persen ditutup di 25.342,85.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 692,32 poin atau 1,39 persen ke 50.545,00, indeks Shanghai melemah 17,21 poin atau 0,44 persen ke 3.860,27, indeks Hang Seng melemah 109,23 poin atau 0,41 persen ke 25.655,00, dan indeks Strait Times melemah 0,55 poin atau 0,01 persen ke 4.554,02.

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Kamis di Jakarta bergerak melemah 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.630 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.628 per dolar AS.

x|close