Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa meminta masyarakat untuk bersabar melihat hasil dari kebijakan pemerintah menempatkan dana sebesar Rp200 triliun di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Bendahara Negara itu menyebutkan, dampaknya akan mulai terlihat dalam satu hingga dua pekan ke depan, bahkan bisa berlanjut hingga tiga bulan mendatang.
"Mungkin gak cepat, mungkin gak sehari dua hari. Tapi saya pikirkan seminggu dua minggu sudah akan kelihatan itu, hampir pasti. Sebulan pasti lebih kelihatan, dua bulan kelihatan, tiga bulan udah kelihatan," ucap Purbaya di Jakarta, Jumat 19 September 2025.
Menurutnya penempatan dana ini membuat bank memiliki likuiditas lebih besar yang harus segera disalurkan.
Baca juga: Purbaya Blak-blakan Kemenkeu Sering Jadi Samsak Saat Program Pemerintah Tersendat
"Kalau dana hanya mengendap bank akan rugi karena ada cost of capital mau tidak mau mereka akan menyalurkan, baik ke proyek-proyek unggulan maupun ke pasar antar bank. Akibatnya, bunga pinjaman bisa turun, biaya modal turun, dan permintaan kredit naik,” ungkapnya.
Purbaya menekankan, penurunan bunga kredit akan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional.
Dengan biaya modal yang lebih rendah, perusahaan lebih berani melakukan ekspansi, kemudian konsumen terdorong untuk meningkatkan belanja.
"Kalau deposito bunganya turun dari 5 persen jadi 2 persen, masyarakat tidak ragu untuk membelanjakan uangnya. Itu akan mendorong demand dan perusahaan juga merespons dengan meningkatkan supply,” bebernya.
Baca juga: Menkeu Purbaya Pastikan Monitoring Belanja Pemerintah ke Daerah
Ia pun menjelaskan mekanisme ini sudah pernah diuji termasuk saat pandemi Covid-19 dan terbukti efektif menjaga ekonomi Indonesia.
"2021 kan Covid harusnya kan ancur ekonomi kita. Kenapa bisa bagus, karena kita jalankan hal yang sama, tapi yang ngontrol presiden langsung dari istana dengan perintah khusus," beber Purbaya.
"Indonesia dipuji-puji dunia internasional, tapi itu bukan terjadi karena kebetulan atau karena emang kita ekonominya kuat, tapi karena ada intervensi moneter dan fiskal," tandasnya.
Seperti diektahui, dana pemerintah Rp200 triliun itu ditempatkan di Himbara diantaranya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan Bank Negara Indonesia (BNI) masing-masing mendapat alokasi Rp55 triliun.
Sementara Bank Tabungan Negara (BTN) memperoleh Rp25 triliun, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) menerima Rp10 triliun.