BMKG Ingatkan November–Desember Periode Rawan Terbentuknya Siklon Tropis

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Des 2025, 15:44
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi: Kapal feri berlayar di jalur penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 22 Desember 2025. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/rwa. Ilustrasi: Kapal feri berlayar di jalur penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 22 Desember 2025. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/rwa. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya periode tumpang tindih pada bulan November dan Desember yang menjadi masa rawan terbentuknya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia.

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers “Climate Outlook 2026” di Jakarta, Selasa, 23 Desember 2025. Ia menjelaskan bahwa periode tersebut merupakan fase peralihan musim siklon di belahan bumi utara dan selatan.

Menurut Guswanto, siklon tropis di belahan bumi utara umumnya terbentuk pada Juni hingga Desember, sedangkan di belahan bumi selatan berlangsung pada November hingga April. Kondisi tersebut menyebabkan adanya periode tumpang tindih pada dua bulan terakhir tahun berjalan.

“Belahan Bumi selatan itu adalah di November - Desember hingga April, jadi ada overlapping di dua bulan November dan Desember, begitulah. Jadi tidak bisa diprediksi sampai musiman ataupun bahkan tahunan kemudian periodisasi sendiri,” kata dia.

Ia menegaskan bahwa siklon tropis berbeda dengan fenomena iklim musiman karena tidak dapat diperkirakan dalam jangka panjang. Prediksi hanya dapat dilakukan dalam rentang waktu pendek menjelang terbentuknya sistem tersebut.

Baca Juga: BMKG Prediksi Iklim Indonesia 2026 Akan Lebih Stabil dan Tak Seekstrem 2024

Guswanto memaparkan bahwa siklon tropis memiliki siklus hidup kurang dari 10 hari dan umumnya baru dapat diprediksi sekitar tiga hari hingga satu pekan sebelum terbentuk.

Meski demikian, BMKG mampu mendeteksi potensi siklon sejak tahap awal, mulai dari kemunculan daerah bertekanan rendah hingga berkembang menjadi bibit siklon tropis. Informasi tersebut kemudian disosialisasikan kepada publik melalui berbagai kanal resmi.

Salah satu contohnya adalah deteksi Siklon Tropis Senyar yang berawal dari Bibit Siklon Tropis 95B sejak Kamis, 21 November 2025, di perairan timur Aceh, tepatnya di Selat Malaka. Fenomena tersebut berdampak pada wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang diguyur hujan hampir setiap hari hingga memicu banjir bandang dan tanah longsor pada Selasa, 25 November 2025.

Baca Juga: Seskab dan BMKG Bahas Modifikasi Cuaca Antisipasi Hujan Tinggi Akhir Tahun

Selain itu, tim meteorologi BMKG juga mendeteksi Bibit Siklon Tropis 93S di Samudra Hindia yang berpotensi memicu gelombang laut tinggi hingga empat meter di sejumlah perairan Indonesia pada periode Senin hingga Kamis, 23–26 Desember 2025.

"Sejak pertumbuhannya bisa dideteksi, misalkan mulai dari low pressure area, kemudian menjadi bibit siklon tropis dan berkembang menjadi siklon tropis itu bisa diketahui," kata Guswanto.

Ia merekomendasikan masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan pada periode rawan tersebut serta secara aktif memantau informasi dan peringatan dini cuaca yang dikeluarkan melalui kanal resmi BMKG.

(Sumber: Antara) 

Tags

x|close