Ntvnews.id, Bangladesh - Sebanyak enam personel pasukan penjaga perdamaian asal Bangladesh dilaporkan meninggal dunia, sementara delapan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan drone yang dilakukan kelompok teroris terhadap markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di wilayah Abyei, Sudan Selatan. Informasi tersebut disampaikan pemerintah sementara Bangladesh pada Sabtu 13 Desember 2025.
Dalam pernyataan resminya, Muhammad Yunus menyampaikan rasa terkejut dan duka mendalam atas insiden tersebut. Ia menegaskan bahwa, "PBB telah diminta untuk mengambil langkah mendesak guna memberikan perawatan medis terbaik dan bantuan yang diperlukan bagian para penjaga perdamaian yang terluka."
Sebelumnya, dalam pernyataan yang diunggah melalui Facebook, pihak militer Bangladesh menyebutkan bahwa serangan terjadi di wilayah Abyei dan hingga saat itu pertempuran masih berlangsung.
Baca Juga: Korban Tewas Serangan Drone di Sudan Meningkat Jadi 114 Orang, Termasuk 63 Anak
Meski demikian, hingga kini belum ada pernyataan resmi atau tanggapan dari misi PBB terkait insiden tersebut.
Misi penjaga perdamaian yang dikenal sebagai Pasukan Keamanan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Abyei (UNISFA) pertama kali dikerahkan pada 2011.
Wilayah Administratif Abyei yang kaya akan sumber daya minyak hingga kini dikelola bersama oleh Sudan Selatan dan Sudan. Kedua negara sama-sama mengklaim wilayah tersebut dan telah terlibat konflik selama bertahun-tahun.
Mandat misi penjaga perdamaian UNISFA sendiri diketahui baru saja diperbarui pada bulan lalu.
(Sumber : Antara)
Ilustrasi - Drone atau pesawat nirawak. (ANTARA/Xinhua) (Antara)