PR Clubhouse Indonesia Edisi Ke-2 Sukses Digelar, Jadi Ruang Penguat Perspektif dan Kolaborasi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Des 2025, 17:38
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan

Ntvnews.id, Jakarta - Edisi kedua PR Clubhouse Indonesia sukses diselenggarakan Sabtu, 6 Desember 2025, dan kembali menjadi ruang kolaboratif yang mempertemukan praktisi humas dan insan media dalam suasana egaliter, hangat, dan penuh pertukaran gagasan. Kegiatan yang berlangsung di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, ini dihadiri 100 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa hingga profesional senior, yang datang dengan semangat belajar, mendengar, serta membuka pandangan di tengah perubahan pesat dalam lanskap komunikasi.

Dengan mengusung tema beyond frequencies and bridging the voices, forum ini dirancang sebagai ruang diskusi yang benar-benar hidup. Melalui rangkaian Supertalks, PR Mixer, dan sesi jejaring, para peserta tidak hanya berperan sebagai penyimak, tetapi turut menjadi bagian dari percakapan yang menghubungkan beragam perspektif lintas generasi.

Setiap sesi mendorong keberanian mengemukakan pendapat, kemauan untuk mendengarkan, perluasan jejaring, serta pendalaman pemahaman mengenai praktik komunikasi yang relevan pada era digital dan dinamis saat ini.

Panggung utama forum diisi oleh sesi Supertalks yang menghadirkan enam figur media dengan reputasi kuat: Inne Nathalia, Ferry Prihardiputra, Timothy Marbun, Andini Effendi, Riko Anggara, dan Fristian Griech. Keenamnya membawa sudut pandang berbeda, mulai dari jurnalisme, bisnis media digital, kreativitas konten, hingga strategi komunikasi, namun tetap terikat pada satu benang merah: pentingnya komunikasi yang jujur, relevan, dan adaptif.

Baca Juga: PR Clubhouse Indonesia Hadirkan Ruang Baru bagi Praktisi Komunikasi

Masing-masing narasumber menghadirkan pemikiran yang saling menguatkan:

  • Inne Nathalia menekankan bahwa meskipun PR dan jurnalisme memiliki pendekatan berbeda, keduanya berada dalam tanggung jawab etis yang sama: menjaga kepercayaan publik. Baginya, keseimbangan antara kecepatan dan ketepatan informasi menjadi hal krusial untuk mengurangi potensi krisis.

  • Ferry Prihardiputra mengingatkan bahwa monitoring dan data bukan sekadar angka, tetapi sumber makna yang memperkuat strategi komunikasi. Ia menegaskan pentingnya keberanian untuk bersikap jujur dalam setiap proses kerja.

  • Andini Effendi menyebut kejujuran sebagai “mata uang komunikasi” yang paling bertahan lama. Menurutnya, pesan yang tidak jujur mungkin efektif sesaat, tetapi tidak menciptakan kepercayaan berkelanjutan. Ia juga menyoroti bahwa krisis dapat menjadi titik balik untuk memperbaiki proses internal.

  • Timothy Marbun mendorong peserta mempertajam kemampuan berpikir kritis. Di tengah arus informasi yang kian kompleks, pertanyaan sederhana seperti “mengapa” kerap menjadi kunci untuk memahami persoalan secara lebih jernih.

  • Riko Anggara menekankan bahwa cerita yang kuat selalu lahir dari dialog. Ia mendorong PR dan media untuk saling memahami agar pesan yang disampaikan relevan dan memiliki nilai yang jelas bagi publik.

  • Fristian Griech mengingatkan bahwa industri komunikasi bergerak sangat cepat, sehingga para profesional dituntut untuk terus memperbarui wawasan agar setiap pesan tetap akurat, kredibel, dan responsif terhadap perubahan.

Seluruh rangkaian berlangsung dalam suasana akrab namun kaya gagasan. Para peserta tidak hanya menyimak, tetapi juga aktif merespon, bertanya, dan berbagi pengalaman pribadi. Hal inilah yang menjadikan forum ini bukan sekadar ajang pembelajaran, tetapi ruang aman untuk saling menguatkan, memahami, dan meninjau ulang peran PR serta media dalam ekosistem komunikasi masa kini.

Melalui penyelenggaraan edisi keduanya, PR Clubhouse Indonesia kembali menegaskan diri sebagai ruang pembelajaran yang inklusif dan kolaboratif, tempat berbagai pemikiran bertemu, perspektif dijembatani, dan suara-suara yang beragam mendapat tempat untuk berkembang. Forum ini diharapkan terus tumbuh menjadi jembatan yang menghubungkan praktik PR dengan berbagai perspektif lain secara lebih jujur, adaptif, dan berintegritas dalam menghadapi perubahan lanskap komunikasi yang terus bergerak.

x|close