Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, mendatangi Istana Kepresidenan, Selasa, 25 November 2025, untuk melaporkan perkembangan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di tengah tingginya serapan anggaran yang kini mencapai lebih dari Rp41 triliun.
Wihaji menegaskan bahwa kedatangannya merupakan bagian dari kewajibannya untuk memberikan laporan langsung kepada Presiden terkait implementasi MBG, terutama bagi kelompok prioritas seperti ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan peserta didik PAUD.
"Sebagai pembantu presiden kita mau melapor salah satunya tentang MBG khusus ibu hamil, ibu menyusui, balita dan PAUD," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan.
Baca Juga: Prabowo dan Dasco Bertemu di Istana, Bahas Kesejahteraan Ojol-Layanan Haji 2026
Ia menambahkan bahwa selain MBG, ia juga membawa sejumlah laporan mengenai isu lain yang menjadi lingkup kerja kementeriannya. Namun, Wihaji belum memerinci materi detail yang akan disampaikan kepada Presiden
"Selain terkait MBG, pihaknya juga akan melapor terkait isu-isu yang berkenaan dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,” katanya.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji (Istimewa)
Meski begitu, ia menegaskan bahwa detail laporan tersebut akan disampaikan langsung kepada Presiden dan belum dapat dibuka ke publik.
Tak Sekadar Melapor, Momentum Evaluasi Menjadi Sorotan
Kedatangan Wihaji ke Istana berlangsung pada saat pemerintah tengah mendorong percepatan penyaluran anggaran MBG yang hingga 18 November 2025 sudah mencapai Rp41,3 triliun, atau 58,2% dari total pagu Rp71 triliun.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara sebelumnya memaparkan bahwa realisasi anggaran terus meningkat setiap bulan seiring dengan bertambahnya jumlah penerima.
"Untuk realisasi anggaran, sudah direalisasikan anggaran ini Rp 41,3 triliun. Artinya sekitar 58% dari alokasi APBN sebesar Rp 71 triliun,” kata Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis, 20 November 2025.
Ia menegaskan bahwa pemerintah masih memiliki ruang sekitar Rp30 triliun untuk mengoptimalkan program hingga akhir tahun. Penyesuaian alokasi juga akan mengikuti target penerima yang ditetapkan mencapai 82,9 juta orang.
Baca Juga: Nanik Deyang Sambangi Istana, Bahas Becak Listrik dengan Prabowo
Badan Gizi Nasional (BGN) turut mempercepat realisasi anggaran sejak semester kedua 2025. Data yang dipublikasikan menunjukkan bahwa pada Januari–Juni, realisasi baru mencapai Rp5 triliun dengan 5,6 juta penerima. Namun, lonjakan signifikan mulai terlihat pada Juli dan Agustus.
Pada Agustus saja, realisasi menembus Rp10,7 triliun dengan jumlah penerima melonjak menjadi 21,3 juta. Angka itu kembali meningkat di bulan September menjadi Rp19,8 triliun dengan 31,4 juta penerima, serta pada Oktober mencapai Rp32,7 triliun dengan 39,7 juta penerima.
Hingga pertengahan November, realisasi kembali bertambah menjadi Rp41,4 triliun dengan jumlah penerima 41,9 juta jiwa.
Evaluasi Menyeluruh Menjadi Kebutuhan Mendesak
Momentum peningkatan realisasi anggaran ini menjadi alasan kuat mengapa laporan Wihaji kepada Presiden menarik perhatian publik. Program MBG merupakan salah satu prioritas nasional terbesar tahun ini, baik dari sisi anggaran maupun jumlah penerima manfaatnya.
Kunjungan Wihaji ke Istana memberi sinyal bahwa pemerintah ingin memastikan alokasi anggaran tersalurkan secara tepat sasaran, sekaligus menjaga akuntabilitas di tengah nilai anggaran yang besar.
Sementara itu, publik menantikan hasil evaluasi yang dilaporkan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga kepada Presiden, terutama karena MBG menyasar kelompok rentan seperti ibu dan anak yang menjadi prioritas pembangunan sumber daya manusia nasional.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji (Istimewa)