Ntvnews.id, Jakarta - Direktur Utama Bank BJB, Yusuf Saadudin, meninggal dunia pada Jumat, 14 November 2025. Namun hampir sepekan setelah kejadian, pihak manajemen BJB masih belum memberikan penjelasan terkait penyebab wafatnya sang pemimpin.
Sikap diam tersebut membuat ruang spekulasi semakin terbuka, baik di kalangan publik maupun para nasabah.
Menurut informasi yang beredar, Yusuf disebut mengalami sebuah insiden ketika bermain golf. Seorang sumber internal menyampaikan bahwa bola dari pemain lain menghantam bagian tubuh sensitif Yusuf, mengakibatkan cedera serius hingga harus dibawa ke rumah sakit. Sayangnya, nyawanya tidak terselamatkan.
“Intinya kecelakaan di lapangan golf,” ujar sumber tersebut singkat ketika dikonfirmasi. Ia menolak memberikan rincian mengenai lokasi permainan maupun siapa yang terlibat dalam insiden tersebut.
Baca juga: Bank BJB Tunjuk Ayi Subarna Jadi Direktur Utama Sementara
Kabar mengenai musibah itu sebenarnya sudah tersebar di lingkungan internal BJB sejak hari pertama. Namun tanpa keterangan resmi dari pihak manajemen, berbagai dugaan kemudian berkembang luas.
Publik pun mempertanyakan alasan perusahaan terbuka seperti BJB belum juga memberikan keterangan resmi atau menggelar konferensi pers.
Yusuf dikenal sebagai bankir berpengalaman yang lama berkarier di sektor layanan konsumer. Ia resmi menjabat sebagai Direktur Utama BJB pada 11 Maret 2025, atau baru sekitar delapan bulan memimpin bank tersebut. Sebelum itu, ia memegang sejumlah posisi strategis, termasuk di bidang kredit pemilikan rumah serta pembiayaan kendaraan.
Baca Juga: Batal Jadi Komisaris Bank BJB, Helmy Yahya Justru Respons Begini
Sebelum insiden terjadi, Yusuf mengikuti kegiatan golf di Jatinangor National Golf & Resort. Beberapa jam setelahnya, kondisi tubuhnya menurun drastis hingga harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Meski telah ditangani secara intensif, ia tidak berhasil diselamatkan.
Di tengah ketidakpastian terkait penyebab meninggalnya sang direktur utama, muncul desakan agar manajemen segera membuka informasi yang jelas. Sebagai perusahaan terbuka, BJB dinilai memiliki kewajiban untuk menjaga transparansi kepada para pemegang saham dan masyarakat luas.
Direktur Utama Bank BJB, Yusuf Saadudin (Istimewa)