Banjir Rendam Kamp Pengungsian Gaza, Warga Menangis Tak Punya Tempat Berlindung

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Nov 2025, 07:25
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi banjir Ilustrasi banjir (Pixabay/ hans)

Ntvnews.id, Gaza - Derita warga Gaza, Palestina, kembali bertambah. Belum lama merasakan sedikit kelegaan setelah gencatan senjata, kini kamp pengungsian mereka diterjang banjir hebat.

Hujan deras mengguyur Gaza sejak Jumat, 14 November 2025. Saat para pengungsi terbangun, air sudah menggenangi kawasan penampungan mereka.

Dilansir dari CNN, Senin, 17 November 2025, hujan lebat membuat tempat berlindung serta barang-barang milik pengungsi basah kuyup. Mereka pun tidak memiliki cara untuk mengeringkannya.

Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, mengungkapkan bahwa para pejabat di Gaza telah menerima ratusan permohonan bantuan. Namun, semua itu terkendala kurangnya sumber daya.

Baca Juga: Trump Dorong Normalisasi Hubungan Saudi-Israel Usai Perang Gaza

"Ratusan permohonan bantuan, namun sumber dayanya tidak ada," ujarnya.

Mahmoud menjelaskan kasur dan selimut milik para pengungsi basah tanpa bisa diselamatkan. Ia menegaskan bahwa tidak ada pilihan lain untuk warga karena segala fasilitas sebelumnya telah hancur akibat serangan Israel.

"Seluruh pusat penampungan telah menyaksikan ketinggian air naik hingga lebih dari 10 sentimeter (3,94 inci). Kasur basah kuyup, selimut basah kuyup, dan tidak ada pilihan tersisa - karena semua pilihan telah dihancurkan oleh Israel," katanya.

Tenda Pengungsian Ambruk Diterjang Hujan

Ilustrasi - Jalur Gaza luluh lantak setelah diserbu Israel tanpa jeda. /ANTARA/Anadolu/py. <b>(Antara)</b> Ilustrasi - Jalur Gaza luluh lantak setelah diserbu Israel tanpa jeda. /ANTARA/Anadolu/py. (Antara)

Warga di Kota Gaza menuturkan kepada CNN bahwa tenda-tenda yang mereka tempati sudah rapuh dan sebagian roboh setelah diguyur hujan deras.

"Kami dan anak-anak kecil kami kebanjiran karena hujan," kata seorang pengungsi, Raed Al-Alayan.

"Tenda kami kebanjiran. Tidak ada atap yang melindungi kami dari hujan," lanjutnya.

Badai sering terjadi pada periode ini di Gaza. Namun dengan ratusan ribu warga kehilangan rumah permanen, bahkan hujan normal pun mampu memperburuk kondisi mereka yang sudah sangat sulit.

Baca Juga: TNI Siapkan 20.000 Personel untuk Misi Perdamaian di Gaza

Seorang perempuan memperlihatkan kepada CNN tenda keluarganya yang terendam air. Ia mengaku tinggal bersama 20 anak, termasuk seorang bayi baru lahir. Tangis pecah ketika ia menggambarkan penderitaannya.

"Kita harus ke mana?" teriaknya berulang kali.

"Putraku yang terbunuh membangun tenda-tenda ini untuk kita. Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tambahnya.

Juru bicara Sekjen PBB, Stéphane Dujarric, menyampaikan bahwa ratusan tenda dan tempat penampungan sementara terendam banjir. Menurut laporan mitra PBB, Gaza tidak memiliki peralatan penting untuk penanganan banjir, seperti alat penyedot air dan perlengkapan pembersihan puing.

Baca Juga: Menlu Turki: Hamas Siap Realisasikan Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Aljazeera melaporkan bahwa para pengungsi berupaya menggali parit-parit kecil agar air tidak masuk ke tenda mereka. Sebagian lainnya terpaksa berlindung di bangunan yang rusak dan berisiko ambruk.

"Saya menangis sejak pagi," ungkap seorang ibu dua anak sambil menunjuk tenda keluarganya yang terendam. Ia kehilangan beberapa anggota keluarga, termasuk suaminya, akibat perang Israel sejak Oktober 2023.

Ia memohon bantuan dan berkata: "Saya meminta bantuan untuk mendapatkan tenda, kasur, dan selimut yang layak. Saya ingin anak-anak saya memiliki pakaian yang layak."

Ia melanjutkan dengan suara lirih: "Saya tidak punya siapa pun untuk dimintai tolong... Tidak ada yang bisa membantu saya."

Sebelumnya, berbagai kelompok kemanusiaan meminta Israel mencabut pembatasan bantuan ke Gaza. Namun pemerintah Israel tetap menerapkan aturan ketat terhadap aliran bantuan meski gencatan senjata dengan Hamas sudah dimulai pada 10 Oktober.

Organisasi penyalur bantuan memperkirakan sekitar 260.000 keluarga Palestina berada dalam situasi sangat rentan menjelang musim dingin.

Di sisi lain, UNRWA menyatakan mereka memiliki pasokan tempat tinggal yang cukup untuk membantu 1,3 juta warga Gaza, namun tidak dapat masuk ke wilayah tersebut karena pembatasan dari Israel.

x|close