Ntvnews.id, Islamabad - Sebuah serangan bom bunuh diri mengguncang kawasan pengadilan distrik di Islamabad, ibu kota Pakistan, pada Selasa, 11 November 2025, menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai 27 lainnya. Insiden tersebut menimbulkan kembali ketegangan di kawasan perbatasan Pakistan–Afghanistan.
Dari lokasi kejadian, tampak sejumlah kendaraan hangus dan satu sepeda motor hancur di depan kompleks pengadilan. Reruntuhan logam yang masih panas dikelilingi garis polisi, sementara tim forensik mengamankan area dan mengumpulkan bukti.
“Itu ledakan yang sangat kuat dan menakutkan,” ujar Khalid Mandokhel (24), seorang pengacara yang berada di lokasi kejadian, dikutip dari laman CNA, Rabu, 12 November 2025.
“Banyak korban adalah warga yang sedang melintas,” katanya.
Sebuah mobil van polisi berwarna biru yang terkena ledakan tampak rusak parah di pintu masuk kompleks, dengan bodi berlubang akibat serpihan logam dan ban yang hancur. Petugas terlihat mendokumentasikan setiap bagian kendaraan yang terdampak.
Baca Juga: Polisi Telusuri Jejak Digital Perakit Bom SMAN 72
Menurut keterangan Rustam Malik, pengacara lainnya, ia mendengar suara ledakan keras sesaat setelah memasuki kompleks pengadilan.
“Saya mendengar dentuman keras di dekat gerbang,” katanya.
“Asap tebal langsung menyelimuti area itu," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Pakistan Mohsin Naqvi menjelaskan bahwa pelaku sempat berada di sekitar gedung pengadilan selama beberapa menit sebelum meledakkan diri.
“Pelaku tidak sempat masuk ke dalam kompleks; dia meledakkan diri di dekat kendaraan polisi,” kata Naqvi kepada wartawan di lokasi.
“Kami menyelidiki insiden ini dari berbagai sudut. Ini bukan sekadar serangan biasa, ini terjadi tepat di Islamabad,” tambahnya.
Seorang jurnalis AFP melaporkan bahwa pasukan paramiliter segera menutup area di sekitar lokasi ledakan, sementara tim penyidik berusaha mengidentifikasi pelaku serta asal usulnya.
“Kami berusaha mengetahui siapa pelakunya dan dari mana dia berasal,” ujar Naqvi.
Kekacauan di Kompleks Pengadilan
Kompleks pengadilan tersebut merupakan salah satu area paling padat di Islamabad pada siang hari, dikelilingi oleh kantor pemerintahan dan markas polisi. Setelah ledakan, suasana berubah menjadi panik.
Baca Juga: Saling Tuduh India-Pakistan Atas Teror Bom yang Terjadi di Kedua Negara
Di rumah sakit pemerintah tempat para korban dibawa, suasana juga kacau. Petugas medis terlihat mendorong korban luka ke ruang gawat darurat, sementara pengamanan ketat diberlakukan untuk mencegah media masuk ke area perawatan.
Hingga sore hari, tim investigasi masih mengumpulkan barang bukti di lokasi. Polisi dan pasukan paramiliter berjaga di antara reruntuhan, sementara seekor anjing liar terlihat mengendus sisa puing di sekitar area ledakan.
Malik menggambarkan suasana pasca-ledakan sebagai “kekacauan total”, dengan para pengacara dan pengunjung berlarian panik untuk menyelamatkan diri.
“Saya melihat dua jenazah tergeletak di dekat gerbang, dan beberapa mobil terbakar,” ujarnya.
Seorang petugas polisi berdiri di lokasi ledakan di luar gedung pengadilan di Islamabad, Pakistan pada 11 November 2025. (Foto: Reuters/Waseem Khan) (CNA)
Gelombang Kekerasan di Perbatasan
Serangan ini menjadi salah satu insiden paling mematikan di Islamabad dalam beberapa tahun terakhir. Kota tersebut relatif aman dari serangan besar sejak bom bunuh diri Desember 2022. Namun, Pakistan kini kembali menghadapi lonjakan aksi militan, yang menurut pemerintah, banyak dilakukan oleh kelompok bersenjata yang beroperasi dari wilayah Afghanistan.
Ledakan ini terjadi di tengah operasi militer Pakistan terhadap kelompok bersenjata yang bersembunyi di sebuah sekolah di Distrik Wana, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, dekat perbatasan Afghanistan.
“Tadi malam juga terjadi serangan di Wana. Tiga orang tewas dalam serangan itu, dan pelakunya adalah warga Afghanistan. Afghanistan terlibat langsung dalam serangan tersebut,” kata Naqvi.
Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan kedua negara semakin tegang. Pada Oktober lalu, bentrokan lintas perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan menewaskan lebih dari 70 orang, termasuk sekitar 50 warga sipil Afghanistan, menurut PBB.
Meskipun kedua pihak sempat menyepakati gencatan senjata sementara, beberapa putaran negosiasi kemudian gagal mencapai kesepakatan dan berakhir tanpa hasil, dengan masing-masing pihak saling menyalahkan.
Menanggapi situasi ini, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif menilai serangan di Islamabad harus menjadi peringatan serius.
“Dalam kondisi seperti ini, akan sia-sia berharap banyak pada keberhasilan negosiasi dengan penguasa Kabul,” tulisnya di platform X (Twitter).
Pemerintah Pakistan selama ini menuduh Kabul memberikan perlindungan kepada kelompok Taliban Pakistan (TTP) dan jaringan militan lain yang kerap melakukan serangan lintas perbatasan, tuduhan yang telah dibantah oleh pemerintah Afghanistan.
Petugas pemadam kebakaran menyiram mobil di lokasi ledakan bunuh diri di Islamabad pada 11 November 2025. Sebuah bom bunuh diri di luar gedung pengadilan distrik di kawasan perumahan ibu kota Pakistan menewaskan 12 orang dan melukai 27 lainnya pada 11 November, kata menteri dalam negeri. (Foto: AFP) (CNA)