Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Simpan Dendam Sejak Awal 2025, Gabung Grup Kekerasan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Nov 2025, 06:13
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana (kanan) saat konferensi pers di Jakarta, Selasa, 11 November 2025. ANTARA/Ilham Kausar Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana (kanan) saat konferensi pers di Jakarta, Selasa, 11 November 2025. ANTARA/Ilham Kausar (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Polisi mengungkap fakta baru di balik aksi peledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta. Siswa berinisial ABH, yang menjadi pelaku utama, ternyata sudah memendam dendam sejak awal tahun 2025. Rasa marah dan kesepian yang tak tersalurkan membuatnya bergabung dengan komunitas dunia maya yang mengagungkan kekerasan.

Juru bicara Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menjelaskan bahwa pelaku mengalami tekanan psikologis dan perasaan terisolasi sebelum merencanakan aksinya.

“Dari awal tahun yang bersangkutan sudah mulai melakukan pencarian-pencarian, perasaan merasa tertindas, kesepian, tidak tahu harus menyampaikan kepada siapa. Lalu yang bersangkutan juga memiliki motivasi dendam terhadap beberapa perlakuan terhadap yang bersangkutan,” ujar Mayndra dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa, 11 November 2025. 

Menurut hasil penyelidikan, pelaku mulai mencari tahu berbagai cara kematian dan mengonsumsi konten-konten bernuansa kekerasan di internet. Dari sana, ia kemudian bergabung ke dalam sebuah grup daring yang menormalisasi dan bahkan memuja tindakan brutal.

Baca Juga: Wilayah-wilayah Siaga Tinggi di India Usai Ledakan Mematikan

“Di situ menginspirasi bersangkutan, karena yang bersangkutan mengikuti komunitas di media sosial di mana di situ mereka mengagumi kekerasan. Motivasi yang lain ketika beberapa pelaku melakukan tindakan kekerasan lalu meng-upload ke media tersebut, komunitas itu akan mengapresiasi sesuatu hal yang heroik. Di situ hal yang memprihatinkan,” jelas Mayndra.

Investigasi Densus 88 juga menemukan bahwa siswa ABH meniru pola pikir para pelaku penembakan massal di luar negeri. Ia bahkan menuliskan nama-nama mereka di senjata mainan yang dibawanya ketika melakukan aksi di sekolah.

Beberapa nama yang tertulis di antaranya ialah Alexandre Bissonnette, pelaku penembakan di Quebec City, Kanada pada 29 Januari 2017; Luca Traini, pelaku penembakan enam migran Afrika di Macerata, Italia pada Februari 2018; serta Brenton Harrison Tarrant, pelaku tragedi berdarah di dua masjid Selandia Baru pada 15 Maret 2019.

Peristiwa mengerikan itu terjadi pada Jumat, 7 November 2025, bertepatan dengan pelaksanaan khotbah salat Jumat di lingkungan SMAN 72 Jakarta. Ledakan tersebut menimbulkan kepanikan besar dan menyebabkan 96 orang menjadi korban.

Sementara itu, orang tua siswa yang menjadi korban masih menunggu tanggapan resmi dari pihak sekolah. Hingga kini, aparat kepolisian terus mendalami motif pelaku serta jaringan daring yang menjadi sumber inspirasinya.

x|close