Ntvnews.id, Brasilia - Konferensi perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-30 atau COP30 resmi dibuka di Belem, Brasil, dengan tujuan mengembalikan perjuangan melawan perubahan iklim sebagai prioritas utama internasional, demikian disampaikan oleh otoritas setempat.
Dilansir dari Xinhua, Selasa, 11 November 2025, dalam upacara pembukaan, Presiden COP29 Mukhtar Babayev menyerukan agar tujuan dari pertemuan iklim sebelumnya di Baku, Azerbaijan, dapat tercapai sepenuhnya.
Sementara itu, Presiden COP30 Andre Correa do Lago menyampaikan terima kasih kepada Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Ia juga menegaskan bahwa COP30 harus menghasilkan solusi konkret bagi upaya global menekan laju perubahan iklim.
Baca Juga: Indonesia Diundang ke COP30, MBG Diakui Dunia sebagai Praktik Baik Ketahanan Gizi dan Iklim
Correa do Lago menekankan pentingnya optimisme dalam menghadapi tantangan global. Menurutnya, meskipun dunia mengalami berbagai kemunduran, “kondisi kehidupan masyarakat di seluruh dunia dapat dan harus terus membaik Ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya adalah jalan yang harus kita ikuti.”
Lebih lanjut, Correa do Lago menegaskan bahwa multilateralisme merupakan cara yang tepat untuk memerangi perubahan iklim.
Utusan Khusus Presiden RI Bidang Energi dan Perubahan Iklim Hashim Djojohadikusumo dalam rapat koordinasi akhir jelang COP30 di Jakarta, Rabu, 29 Oktober 2025. (ANTARA/Prisca Triferna)
Konferensi COP30 dijadwalkan membahas serangkaian topik penting, termasuk adaptasi iklim, transisi energi yang adil, dan implementasi keseimbangan global dari Perjanjian Paris.
Menurut keterangan dari kepresidenan COP30, delegasi dari lebih dari 190 negara dan kawasan telah mendaftar untuk berpartisipasi dalam konferensi ini, yang akan berlangsung hingga 21 November mendatang.
Dengan berlangsungnya COP30 di Brasil, komunitas internasional diharapkan mampu menemukan langkah nyata dan kolaboratif dalam mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi bumi.
Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo di acara Konferensi Ke-30 Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30) (Dokumentasi Istimews)