Kapal Pembawa Migran Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia–Thailand

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Nov 2025, 07:11
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Arsip foto - Imigran Rohingya di Pantai Leuge, Kecamatan Pereulak, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (29/1/2025) Arsip foto - Imigran Rohingya di Pantai Leuge, Kecamatan Pereulak, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (29/1/2025) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah kapal yang diduga mengangkut hampir 100 migran, termasuk etnis Rohingya asal Myanmar, dilaporkan terbalik di dekat perbatasan laut antara Malaysia dan Thailand pada Minggu, 9 November 2025, sebagaimana diberitakan oleh media resmi Malaysia.

Menurut laporan kantor berita Bernama yang mengutip keterangan kepolisian setempat, “Seorang perempuan ditemukan tewas dan enam orang berhasil diselamatkan.”

Dikutip dari Antara, Senin, 10 November 2025, enam korban yang berhasil diselamatkan terdiri atas tiga pria asal Myanmar, dua pria Rohingya, dan satu pria dari Bangladesh. Sementara itu, jasad seorang perempuan Rohingya ditemukan mengapung di laut.

Baca Juga: Indonesia Desak Kerja Sama Global untuk Atasi Krisis Rohingya dan Myanmar

Kepolisian Negara Bagian Kedah, wilayah barat laut Malaysia, menduga kapal tersebut terbalik tiga hari sebelumnya di perairan Thailand, sebelum akhirnya hanyut dan terbawa arus ke wilayah perairan Malaysia.

Berdasarkan hasil penyelidikan, sekitar 300 orang sebelumnya berada di atas sebuah kapal besar sebelum dipindahkan ke tiga kapal kecil untuk melanjutkan perjalanan menuju Malaysia. Namun, hingga kini nasib dua kapal kecil lainnya masih belum diketahui.

Baca Juga: Bikin Resah, Mahasiswa-Pemuda Aceh Tolak Pengungsi Rohingya

Pihak Otoritas Maritim Malaysia telah mengerahkan operasi pencarian dan penyelamatan di sekitar lokasi kejadian.

Dalam beberapa tahun terakhir, tindakan penindasan yang dilakukan oleh rezim militer Myanmar terhadap komunitas Rohingya telah menyebabkan eksodus besar-besaran ke Bangladesh. Banyak di antara pengungsi tersebut kemudian mengambil risiko tinggi dengan menempuh jalur laut untuk mencapai Malaysia melalui jaringan penyelundupan manusia.

x|close