Kisah Haru Haikal, Bocah 10 Tahun yang Dibuang Ibunya Rela Jadi Pemulung Demi Sang Adik

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Nov 2025, 08:59
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Kisah Haru Haikal Bocah yang Jadi Pemulung Kisah Haru Haikal Bocah yang Jadi Pemulung (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Kisah Haikal, bocah sepuluh tahun yang menjalani hidup penuh ujian, menjadi potret keteguhan hati di tengah keterbatasan. Sejak kecil, ia tak pernah merasakan kasih sayang ayah dan ibu.

Kedua orang tuanya pergi meninggalkannya ketika ia masih balita, meninggalkan Haikal dan adiknya yang kini berusia tujuh tahun dalam asuhan tante dan omnya di Jambi.

Sebagaimana dikutip dari akun Facebook Risalah Hati, Jumat, 7 November 2025, kehidupan keluarga kecil ini serba pas-pasan. Untuk bisa terus bersekolah sekaligus membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari, Haikal memilih ikut bekerja setiap hari sepulang sekolah.

Baca Juga: Dibully karena Ibu Pemulung, Siswi SMP di Bandar Lampung Pilih Putus Sekolah

Sore hingga malam, ia menemani tantenya menyusuri jalanan mencari barang rongsokan. Hasil yang mereka dapat seringkali hanya cukup untuk makan hari itu. Ketika rezeki sedang sepi, mereka harus puas dengan makanan seadanya.

Haikal sudah mengenal kerasnya pekerjaan ini sejak usianya baru enam tahun. Namun ia tak pernah mengeluh. Ia memahami betul pengorbanan tante dan omnya yang merawat mereka tanpa pamrih. Karena itu, setiap kali ditanya mengapa tetap semangat bekerja, jawabannya selalu sama,

“Aku nggak mau jadi beban. Aku mau bantu mereka,” ujarnya.

Baca Juga: Pemulung Viral karena Dapat Uang Jutaan Rupiah di Cengkareng, Kini Diamankan Dinsos

Meski hidup dalam kekurangan, Haikal menyimpan cita-cita besar. Ia ingin menjadi tentara—profesi yang menurutnya bisa membuat keluarga kecilnya bangga. Namun di balik semangat itu, sesekali muncul rasa takut, takut jika impian itu tak bisa ia capai karena keadaan hidupnya yang serba sulit dan ketiadaan orang tua yang mendukung.

Namun, Haikal tidak menyerah. Setiap kantong berisi botol plastik dan potongan besi yang ia pungut menjadi lambang keteguhan hatinya. Ia percaya, kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Dalam diam, ia terus berharap bahwa suatu hari nanti, perjuangannya akan mengubah nasib, agar ia dan adiknya tak selamanya hidup sebagai pemulung.

x|close