Ntvnews.id, Jakarta – Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo bersama Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni memperkuat koordinasi dan kerja sama dalam upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Langkah penguatan tersebut dibahas dalam audiensi antara Kapolri dan Menhut di Gedung Rupattama Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2025.
“Kami baru saja melaksanakan semacam rapat koordinasi sekaligus analisis dan evaluasi terkait dengan program-program yang berhubungan dengan masalah penanganan kebakaran hutan,” ujar Kapolri.
Dalam pertemuan itu, kedua pihak menyepakati sejumlah poin penting untuk memperkuat strategi pencegahan dan penanggulangan karhutla di masa mendatang.
Baca Juga: Menhut Sebut Luas Karhutla Turun dari 2,6 Juta Ha di 2015 Jadi 213 Ribu Ha di 2025
Salah satu poin utama yang dibahas adalah upaya pencegahan melalui edukasi kepada masyarakat, terutama yang masih menerapkan kearifan lokal dalam membuka lahan.
“Ini yang tentunya kemudian harus kita kontrol dengan baik sehingga proses pada saat melaksanakan kearifan lokal, ini betul-betul diikuti dengan aturan bagaimana pada saat mau dilaksanakan, dilaporkan terlebih dahulu kemudian ditunggu sampai dengan selesai sehingga kemudian tidak terjadi masalah,” jelas Kapolri.
Selain masyarakat, Kapolri juga mendorong perusahaan swasta untuk berperan aktif dalam memberikan edukasi agar pembukaan lahan tidak dilakukan dengan cara pembakaran.
Ia menambahkan, aspek penegakan hukum yang tegas turut berperan penting dalam menurunkan jumlah kejadian karhutla di berbagai daerah.
Poin penting berikutnya adalah peningkatan kesiapsiagaan gabungan personel dari Kementerian Kehutanan, Polri, TNI, serta masyarakat dalam menangani kebakaran.
“Itu semua disatukan dalam satu satgas yang dilengkapi dengan command center, baik dari pusat maupun di daerah, sehingga kemudian setiap ada hotspot (titik api) termonitor, anggota personel satgas gabungan bisa bergerak ke titik api,” tutur Kapolri.
Baca Juga: BPBD Aceh Barat: Sebagian Titik Karhutla Berhasil Dipadamkan
Kapolri juga meminta agar perusahaan-perusahaan perkebunan, khususnya di sektor kelapa sawit, menyiapkan sumber air seperti parit atau embung sebelum musim kemarau tiba.
“Sehingga nanti pada saat ada peristiwa kebakaran, khususnya nanti pada saat terjadi El Nino, sumber air semuanya dalam kondisi siap, peralatan-peralatan juga siap sehingga kemudian proses pemadaman awal bisa segera cepat dilakukan,” ujarnya.
Ia menambahkan, antisipasi terhadap dampak El Nino juga mencakup kesiapan operasi udara, seperti water bombing dan modifikasi cuaca, agar dapat berjalan efektif bila dibutuhkan.
Sementara itu, Menhut Raja Juli Antoni menyampaikan apresiasinya terhadap Polri atas kerja sama yang baik dalam menekan angka kebakaran hutan dan lahan. Ia menyebut, luas lahan terbakar yang semula mencapai 376 ribu hektare pada 2024 berhasil turun menjadi 213 ribu hektare pada 2025.
Menurutnya, penegakan hukum oleh kepolisian menjadi salah satu faktor penting dalam penurunan tersebut.
“Di beberapa tempat, efek jera karena penegakan hukum yang cukup baik dan efektif dari pihak kepolisian mengakibatkan orang yang nakal yang bermain-main dengan membakar lahan untuk memudahkan berkebun misalkan, angkanya dapat ditekan dengan baik,” ujar Menhut.
(Sumber: Antara)
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo (kanan) bersama Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni (kiri) berbicara dalam audiensi di Gedung Rupattama Mabes Polri, Jakarta, Jumat, 24 Oktober 2025. ANTARA/HO-Divisi Humas Polri. (Antara)