Hasto Sampaikan 3 Pesan Megawati: Resolusi Jihad Tanamkan Cinta Tanah Air dan Percaya Diri Bangsa

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Okt 2025, 16:19
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berikan pemaparan di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (22/10/2025). Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berikan pemaparan di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (22/10/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan peringatan Hari Santri Nasional 2025 harus dimaknai sebagai momentum kebangkitan moral bangsa. Ia menyampaikan tiga pesan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tentang relevansi Resolusi Jihad bagi semangat cinta Tanah Air dan kepercayaan diri nasional.

“Kami berharap dengan merayakan dan memperingati resolusi ini, tiga pesan dari Bu Mega betul-betul dapat kita pegang sepenuhnya,” kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu, 22 Oktober 2025.

Acara tersebut digelar dengan tema “Santri Berjuang: Ajaran Bung Karno, Warisan Kemerdekaan, dan Kontribusi Generasi Muda.”

Baca Juga: Praperadilan Nadiem Ditolak, Ibunda Sebut Nama Hasto dan Tom Lembong

Pesan pertama, kata Hasto, menekankan Resolusi Jihad sebagai moral force atau kekuatan moral yang digerakkan oleh keyakinan, rasa cinta tanah air, dan nilai-nilai keagamaan yang kokoh.

Pesan kedua, lanjutnya, mengajak bangsa Indonesia menjadikan Resolusi Jihad sebagai fondasi membangun rasa percaya diri.

“Kita ini, ketika bersatu, kita bisa menghadapi pemenang Perang Dunia Kedua,” pesan Megawati seperti disampaikan Hasto.

“Dengan bersatu dan mengobarkan semangat kebangsaan, rasa percaya diri sebagai bangsa yang hebat dengan cita-cita ‘membangun tata dunia baru’ (to build the world anew) dapat diwujudkan, sebagaimana pernah dipidatokan oleh Bung Karno pada 30 September 1960,” sambungnya.

Baca Juga: Setahun Berdampak: Listrik Terangi Pelosok, Pemerataan Energi Jadi Bukti Nyata Kehadiran Negara

Pesan ketiga mengajak seluruh anak bangsa merayakan Resolusi Jihad sebagai kesadaran historis akan cita-cita Indonesia untuk berkontribusi bagi dunia.

Megawati mengingatkan pentingnya mengambil spirit Resolusi Jihad, Konferensi Asia Afrika, dan Gerakan Non-Blok.

“Dengan patriotisme yang menyala-nyala, kita berani berhadapan dengan siapapun yang menjajah kita, baik di bidang politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya,” ujar Hasto menyampaikan pesan Megawati.

Hasto menambahkan, pesan-pesan tersebut diharapkan mampu mempersatukan bangsa dalam membela kemanusiaan, keadilan, dan kebenaran tanpa rasa takut.
“Tantangan yang kita hadapi tidaklah ringan,” ujarnya.

Baca Juga: BI Pertahankan BI-Rate di Level 4,75 Persen, Awasi Efektivitas Transmisi Kebijakan Moneter

Ia menekankan pentingnya semangat hubbul wathon minal iman (cinta tanah air adalah sebagian dari iman) sebagai kekuatan utama menghadapi situasi bangsa saat ini. Menurutnya, PDIP dengan semangat Islam berkemajuan bertekad menjadi “rumah besar” bagi seluruh warga negara.

Hasto juga mengenang proses penetapan Hari Santri yang dipelopori oleh Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menjelang Pilpres 2014.
“Dan kemudian Hari Santri sekaligus hari lahir Pancasila 1 Juni 1945 kita jadikan sebagai upaya untuk meluruskan sejarah itu,” jelas Hasto.

Setelah mendapatkan izin dari Megawati, perjuangan tersebut akhirnya melahirkan Hari Santri yang dikaitkan dengan kelahiran Pancasila. Menurut Hasto, hal itu menegaskan bahwa santri merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah perjuangan bangsa.

Ia menegaskan bahwa Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 bukan sekadar titik temu antara agama dan nasionalisme, tetapi bukti persatuan rakyat Indonesia menghadapi pemenang Perang Dunia Kedua yang datang ke Surabaya.

Baca Juga: Presiden Ramaphosa: Indonesia Mitra Strategis dan Penerus Semangat Bandung

“Rupanya memang sejak awal ada suatu visi yang luar biasa tentang Republik ini,” tutur Hasto, mengutip perjuangan Bung Karno yang menyatukan gagasan nasionalisme, Islam, dan sosialisme sebagai realitas peradaban dunia.

(Sumber: Antara)

 
 
 
x|close