Anggaran DKI Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Tetap Optimis Bangun Jakarta

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Okt 2025, 20:00
thumbnail-author
Adiansyah
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Pramono Anung Pramono Anung (NTVNews.id/ Adiansyah)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan penyesuaian dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026 setelah dana transfer dari pemerintah pusat dipangkas hampir Rp15 triliun.

Akibatnya, APBD DKI Jakarta yang semula disahkan sebesar Rp95,35 triliun kini turun menjadi Rp79,09 triliun.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung pun menegaskan, meski anggaran berkurang cukup signifikan, Pemprov tetap optimis dalam melanjutkan pembangunan Jakarta.

Baca Juga: Pramono Bakal Lakukan Efisiensi di Balai Kota Imbas Dana Transfer Dipotong

Pramono menyampaikan bahwa efisiensi akan difokuskan pada pos anggaran yang tidak mendesak, seperti perjalanan dinas, belanja konsumsi, serta pengeluaran lain yang bukan prioritas utama. Namun, program strategis yang menyentuh langsung masyarakat tetap dijaga.

"Dan saya sudah memutuskan hal yang berkaitan dengan Kartu Jakarta Pintar, KJP, yang dibagi 707.513 siswa tidak boleh diotak-otik. Termasuk kemudian KJMU yang telah dibagikan untuk 16.979," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Senin, 6 Oktober 2025.

Pramono Anung <b>(NTVNews.id/ Adiansyah)</b> Pramono Anung (NTVNews.id/ Adiansyah)

Selain itu, Pemprov juga memastikan adanya realokasi anggaran untuk mendukung layanan publik, pendidikan, dan program sosial agar tetap berjalan maksimal. Meski anggaran menyusut drastis, Pramono menegaskan pihaknya akan tetap tersenyum dan optimis dalam membangun Jakarta. 

Baca Juga: Alasan Pramono Pindahkan Patung Jenderal Sudirman: Supaya Betul-betul Bisa Dinikmati Kalau Macet

"Kami tetap harus dengan senyum dan optimisme untuk bisa membangun Jakarta," ucapnya,

Politisi PDI Perjuangan ini menuturkan, bakal melakukan efisiensi yang berkaitan dengan perjalanan dinas hingga anggaran belanja bukan prioritas. 

"Yang jelas hal-hal efisiensi yang dilakukan yang berkaitan misalnya perjalanan dinas, kemudian anggaran-anggaran yang belanja yang bukan menjadi prioritas utama. Kemudian juga hal-hal yang berkaitan dengan makan, minum, dan sebagainya. Jadi memang efisiensi akan dilakukan juga di balai kota," tutup Pramono. 

x|close