Turis Tersesat 2 Minggu di Hutan dan Masih Hidup, Kok Bisa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Okt 2025, 06:10
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi Hutan Terbakar Ilustrasi Hutan Terbakar (Pixabay)

Ntvnews.id, Bangkok - Seorang turis asal Inggris berusia 19 tahun akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat setelah dua minggu tersesat di hutan lebat dekat perbatasan Thailand–Myanmar. Selama 14 hari di alam liar, ia bertahan hidup dengan cara makan semut dan kulit pohon.

Remaja bernama Lawrence itu ditemukan pada malam hari, 11 Oktober, di sebuah kuil di Desa Phra Chedi Sam Ong, wilayah Sangkhla Buri, Provinsi Kanchanaburi, Thailand.

Upaya pencarian besar-besaran dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri atas warga, militer, dan relawan, yang selama dua minggu berusaha menelusuri jejaknya di area hutan perbatasan.

Dilansir dari Khaosod, Rabu, 22 Oktober 2025, petualangan Lawrence bermula dari keinginannya menjelajah kawasan perbatasan. Ia berangkat dari Bangkok menuju Sangkhla Buri setelah membaca tentang kota kecil Payathonzu di Myanmar yang berdekatan dengan wilayah Thailand.

Namun, sesampainya di pos imigrasi Phra Chedi Sam Ong, petugas memberi tahu bahwa perbatasan sedang ditutup untuk wisatawan. Lawrence kemudian diarahkan untuk kembali ke Bangkok, tetapi ia memilih untuk tetap tinggal dan berjalan kaki menjelajahi alam sekitar. Keputusan itulah yang kemudian mengubah perjalanan santainya menjadi perjuangan hidup dan mati.

Baca Juga: Konflik Perbatasan Meningkat, Thailand dan Kamboja akan Gelar Pertemuan Darurat

Saat melintasi sebuah jalan desa, Lawrence bertemu dengan tiga pria lokal yang mengira ia sedang mencari tempat menginap. Mereka sempat membawanya ke sebuah resort kecil, tetapi karena Lawrence tidak memiliki cukup uang, ia meninggalkan tempat itu dan tanpa sadar tersesat semakin dalam ke area perkebunan karet yang berujung pada hutan lebat.

Selama dua minggu berikutnya, Lawrence benar-benar kehilangan arah. Tanpa sinyal, tanpa makanan, dan tanpa bantuan.

"Saya hanya bisa makan semut dan kulit pohon untuk bertahan hidup," katanya kepada penyelidik setelah diselamatkan.

Baca Juga: 2 Turis Dihukum Penjara dan Cambuk Usai Rampok PSK

Ia juga menjelaskan bahwa dirinya sempat mendaki bukit dan menyeberangi sungai kecil dalam upaya menemukan jalan keluar, namun semua usahanya gagal hingga akhirnya warga desa menemukan sosoknya dalam keadaan sangat lemah di sekitar kuil.

Pencarian terhadap Lawrence dimulai sejak 27 September, setelah ibunya, Kulnara, melapor kepada polisi di Pattaya bahwa anaknya hilang. Ia khawatir putranya telah menjadi korban penipuan atau bahkan diselundupkan ke wilayah Myanmar.

Militer Thailand kemudian ikut turun tangan. Poster orang hilang disebar di berbagai pos perbatasan dan kerja sama dilakukan dengan militer Myanmar serta kelompok etnis bersenjata setempat. Pemeriksaan juga dilakukan di hotel-hotel dan penginapan sekitar Sangkhla Buri, termasuk analisis rekaman CCTV. Bahkan Gubernur Kanchanaburi, Athisan Intara, ikut memantau langsung pencarian di titik-titik rawan.

Akhirnya, setelah dua minggu pencarian intensif, Lawrence ditemukan pada 11 Oktober. Ia segera dibawa ke kuil untuk mendapatkan perawatan dan makanan sebelum diserahkan ke organisasi lokal One Sky Foundation, yang bergerak membantu anak-anak dan keluarga rentan di perbatasan Thailand–Myanmar.

"Saya sangat lega. Saya hanya ingin memeluk anak saya secepat mungkin," ujar ibunya penuh haru.

Kini, Lawrence masih dalam masa pemulihan dan berada di bawah pengawasan pihak berwenang. Polisi setempat tengah memastikan tidak ada unsur penipuan atau ajakan ilegal yang menyebabkan remaja itu tersesat hingga ke wilayah perbatasan.

x|close