Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan setiap Rukun Warga (RW) di ibu kota memiliki satu bank sampah aktif. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar Jakarta dalam mewujudkan pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis masyarakat serta memperkuat ekonomi sirkular di tingkat lingkungan.
Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Pemprov DKI menggelar pelatihan bagi para pendamping bank sampah di seluruh kelurahan. Program ini diharapkan mampu mengaktifkan kembali bank-bank sampah yang sempat berhenti beroperasi, sekaligus membentuk unit baru di wilayah yang belum memilikinya.
Baca Juga: DLH DKI Kerahkan 2.100 Petugas Kebersihan untuk Sukseskan HUT ke-80 TNI
Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto menjelaskan bahwa para pendamping akan bekerja intensif selama dua bulan untuk memastikan bank sampah di setiap RW berjalan optimal. Menurutnya, keberadaan bank sampah bukan hanya tempat mengelola sampah, tetapi juga sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Jakarta memiliki potensi besar menjadi kota percontohan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Indonesia. Jika seluruh RW memiliki bank sampah aktif dan warga konsisten memilah sampah dari rumah, maka kita tidak hanya menjaga kebersihan kota, tetapi juga membangun Jakarta yang berkelanjutan,” ujar Asep di Jakarta, Selasa, 21 Oktober 2025.
DLH DKI Latih Pendamping Bank Sampah Kelurahan se-Jakarta (Humas pemprov DKI)
Ketua Bank Sampah Budhi Luhur, Tutik Sri Susilowati, menambahkan bahwa bank sampah memiliki peran penting dalam membangun kesadaran lingkungan. Ia menilai, bank sampah bukan sekadar tempat menabung sampah, tetapi juga ruang belajar bersama bagi warga.
Baca Juga: DLH DKI Semprotkan Water Mist di Jalan Fatmawati-TB Simatupang
“Bank sampah adalah ruang belajar bagi masyarakat untuk menumbuhkan perilaku yang lebih peduli terhadap lingkungan. Karena itu, sosialisasi, pembinaan, dan pendampingan berkelanjutan menjadi kunci agar pengelolaan sampah berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Bank Sampah Indonesia (ASOBSI), Wilda Yanti, menegaskan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada peran aktif para pendamping di lapangan. Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dari rumah menjadi kunci utama.
“Dengan semakin banyak bank sampah yang aktif, warga Jakarta dapat berdaya melalui ekonomi hijau berbasis komunitas, sekaligus membantu mengurangi beban sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang,” tutup Wilda.