Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menyampaikan bahwa Indonesia bersama Kementerian Kebudayaan Uni Emirat Arab (UEA) bersepakat menjajaki peluang kolaborasi baru di bidang kebudayaan. Bentuk kerja sama tersebut mencakup produksi film bersama, program residensi seniman, pengembangan inovasi museum, hingga kolaborasi berbasis digital.
“Kami juga menjajaki peluang kerja sama pameran peradaban Islam, pertukaran cendekiawan dan kurator, serta kolaborasi dalam penelitian dan digitalisasi warisan budaya,” ujar Menteri Fadli dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, 30 September 2025.
Kesepakatan ini dicapai dalam rangkaian kegiatan UNESCO Mondiacult 2025 di Barcelona, Spanyol, ketika Fadli Zon bertemu dengan Menteri Kebudayaan UEA, Sheikh Salem bin Khalid Al Qassimi.
Sheikh Salem menekankan komitmennya untuk menghadirkan lebih banyak karya seni dan kebudayaan Indonesia di negaranya, termasuk kaligrafi, puisi, iluminasi, dan seni ornamentasi Islam. Ia juga ingin memberi kesempatan yang lebih luas bagi para seniman muda Indonesia.
“Kami sangat berharap dapat menampilkan lebih banyak karya dan penampilan seni Indonesia yang sangat kaya di hadapan masyarakat UEA melalui,” ujar Menteri Salem.
Baca Juga: Old Shanghai Hadirkan Shanghai Mooncake Festival Tahun ke-4: Perayaan Warna-Warni Budaya Asia
Kerja sama budaya antara Indonesia dan UEA sebenarnya telah terjalin sejak 1976. Komitmen terbaru diperkuat melalui Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani pada November 2024, mencakup berbagai bidang mulai dari seni rupa, seni pertunjukan, sastra, warisan budaya, museum, pertukaran budaya, hingga program pelestarian kebudayaan.
Selain dengan UEA, Fadli Zon juga melakukan pertemuan dengan Secretary of State for Culture Spanyol, Jordi Martí, untuk membicarakan rencana pembaruan Agreement on Cultural and Educational Cooperation (2004). Fokus pembaruan ini adalah memperluas kolaborasi di bidang warisan budaya, museum, serta penguatan industri kreatif dan budaya.
“Spanyol saat ini memiliki jaringan museum nasional yang sangat baik seperti Prado, Reina Sofía, dan Thyssen-Bornemisza. Mereka juga memiliki industri audiovisual yang sangat aktif, mencatat lebih dari 13 juta penonton pada 2024. Ini menjadi peluang penting untuk memperdalam kerja sama budaya antara kedua negara,” ujar Fadli.
Menteri Kebudayaan RI tersebut juga mendorong adanya pertukaran seniman dan kurator, pameran bersama, festival seni rupa serta perfilman, hingga pemanfaatan inovasi digital untuk pengelolaan warisan budaya.
“Dengan disepakatinya Indonesia–EU CEPA pekan lalu, kolaborasi budaya menjadi semakin strategis untuk memperkuat fondasi persahabatan, memperluas jejaring ekonomi, dan menjadikan budaya sebagai pilar utama hubungan bilateral antara Indonesia dan Spanyol,” tegasnya.
Adapun Mondiacult 2025 menyoroti enam area prioritas utama, yaitu hak budaya, transformasi digital, hubungan budaya dan pendidikan, ekonomi budaya, kaitan budaya dengan aksi iklim, serta dua isu baru yang semakin penting, yakni peran budaya dalam mewujudkan perdamaian dan dampak kecerdasan buatan (AI) terhadap kebudayaan.
(Sumber: Antara)