Ntvnews.id, Jakarta - Filipina kembali diguncang bencana. Sebuah gempa bumi berkekuatan 6,9 magnitudo mengguncang lepas pantai Kota Cebu pada Selasa malam, 30 September 2025, waktu setempat. Hingga kini, jumlah korban jiwa terus bertambah dan tercatat sedikitnya 20 orang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.
Guncangan kuat itu menimbulkan kepanikan warga dan menyebabkan pemadaman listrik serta kerusakan bangunan di berbagai wilayah Visayas Tengah. Tim penyelamat masih bekerja keras melakukan pencarian korban di reruntuhan bangunan yang roboh.
Sebelumnya, ABS-CBN, stasiun penyiaran terbesar di Filipina, melaporkan adanya setidaknya lima korban tewas dengan mengutip keterangan kepolisian. Namun, jumlah tersebut terus bertambah seiring proses evakuasi yang berlangsung.
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa itu terjadi di kedalaman 10 kilometer. Beberapa gempa susulan kemudian tercatat, termasuk satu guncangan dengan kekuatan 6 skala Richter.
Baca Juga: BMKG Catat Terjadi Empat Kali Gempa Susulan di Sumenep
Dampak gempa dirasakan luas di Kota Cebu yang berpenduduk hampir satu juta jiwa. Kolonel Polisi Enrico Figueroa, Kepala Kepolisian Kota Cebu, menjelaskan bahwa saat guncangan terjadi, transformator yang terpasang di tiang meledak.
Sementara itu, Kepala Polisi Villaba di provinsi Leyte, Ian Po, menuturkan bahwa gempa berlangsung sekitar 10 detik dan membuat gedung kantor polisi “terlihat bergetar.”
Laporan dari AFP menyebutkan adanya kerusakan pada bangunan dan jalan, serta pemadaman listrik di sejumlah daerah. Namun, Reuters menyatakan belum dapat segera memverifikasi laporan tersebut.
Di sisi lain, Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) menegaskan tidak ada ancaman tsunami. Meski demikian, lembaga itu tetap mengeluarkan peringatan agar masyarakat berhati-hati terhadap perubahan kondisi laut.
“Masyarakat yang khawatir diimbau untuk waspada terhadap gelombang yang tidak biasa,” kata Phivolcs dalam sebuah imbauan, dikutip dari Channel News Asia, Rabu 1 Oktober 2025.
Posisi geografis Filipina menjadikannya rentan terhadap gempa. Negara ini terletak di kawasan “Cincin Api” Pasifik, yaitu jalur pertemuan lempeng tektonik yang sangat aktif. Kondisi tersebut membuat gempa bumi sering terjadi, bahkan tak jarang menimbulkan korban jiwa.