Ntvnews.id, Antananarivo - Demonstrasi pecah di Madagaskar sebagai protes terhadap kekurangan air dan listrik yang tak kunjung teratasi. Aksi tersebut berkembang menjadi bentrokan dan penjarahan di sejumlah kota.
Dilansir dari Reuters, Senin, 29 September 2025, menurut para peserta, unjuk rasa ini merupakan bentuk tekanan agar pemerintah segera memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Mereka juga mengecam tindakan aparat yang dianggap represif.
“Warga menyalahkan pihak kepolisian dan tentara yang dengan mudah menembakkan gas air mata, memicu kemarahan rakyat hingga berujung pada aksi anarkistis.” Insiden ini menimbulkan kekhawatiran besar terhadap stabilitas negara.
Baca Juga: Carut Marut Ekuador Buntut Masyarakat Lakukan Demonstrasi Besar
Pada Kamis malam, Perdana Menteri Kristian Ensei mengumumkan pemberlakuan jam malam dan penutupan sekolah di ibu kota. Meski begitu, penjarahan tetap terjadi di Antananarivo dan merembet ke kota lain sepanjang malam.
Meluasnya aksi anarkistis ini dikhawatirkan dapat menyeret Madagaskar ke dalam krisis politik dan ekonomi. Situasi serupa pernah terjadi pada 2009 dan meninggalkan dampak signifikan bagi negara tersebut.