DPR RI Tinjau SPPG Usai Ratusan Siswa di Garut Diduga Keracunan MBG

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Sep 2025, 17:42
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal bersama jajarannya mengecek langsung tempat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyajikan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai tindak lanjut adanya dugaan ratusan siswa keracunan MBG di K Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal bersama jajarannya mengecek langsung tempat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyajikan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai tindak lanjut adanya dugaan ratusan siswa keracunan MBG di K (Antara)

Ntvnews.id, Garut - Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal bersama rombongan melakukan peninjauan ke lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyediakan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebagai tindak lanjut dari kasus dugaan ratusan siswa keracunan di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

"Setelah kita turun ke lapangan, apa yang disampaikan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) ketika rapat-rapat di DPR, ini sudah mulai kita lihat," kata Cucun seusai meninjau SPPG di Kecamatan Kadungora, Garut, Jumat, 26 September 2025.

Dalam kunjungan itu, Cucun didampingi Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh, perwakilan BGN, pejabat Kementerian Kesehatan, serta Bupati Garut Syakur Amin. Mereka meninjau langsung SPPG Yayasan Al Bayyinah 2 yang berlokasi di Jalan Raya Rancasalak-Kadungora, Desa Karangmulya, Kecamatan Kadungora.

Rombongan menelusuri setiap bagian fasilitas SPPG, mulai dari area produksi, sanitasi, hingga ruang pengemasan makanan, guna memastikan kesesuaiannya dengan prosedur yang berlaku, terutama terkait aspek kebersihan.

Baca Juga: Kapolri Tegaskan Polisi Usut Dugaan Keracunan Program MBG

Menurut Cucun, hasil pengecekan di lapangan menunjukkan masih banyak kekurangan. Salah satunya, bahan makanan dan makanan yang sudah matang disimpan dalam satu ruangan, sementara tempat penyimpanan nasi terpisah dari dapur utama. Kondisi tersebut langsung dipertanyakan kepada pihak pengelola.

"Kalau lihat tadi, bayangkan saja, sanitasinya saja, sudah kita lihat pembuangan airnya, higienisnya sudah perlu kita pertanyakan," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa kekurangan yang ditemukan akan dijadikan bahan evaluasi dan meminta pihak terkait segera melakukan perbaikan agar penyelenggaraan program berjalan sesuai tujuan pemerintah dalam memenuhi gizi anak.

"Kita evaluasi dan saya minta dalam waktu satu bulan perbaiki," tegasnya.

Cucun menambahkan, operasional SPPG tersebut dihentikan sementara mulai hari ini pasca insiden keracunan pada Selasa, 16 September 2025. Namun, program MBG tetap dilanjutkan dengan menyajikan makanan kering sebagai gantinya.

Baca Juga: Sambil Nangis, Wakil Kepala BGN Nanik Deyang Minta Maaf Gegara Keracunan MBG

"Kita beri tenggat waktu sampai Oktober ini selesai, baru ditindaklanjuti lagi, per hari ini disetop dulu," katanya.

Sebelum meninjau SPPG Yayasan Al Bayyinah 2, Cucun dan rombongan juga mengunjungi SPPG Haji Hasan di Kecamatan Kadungora. SPPG Yayasan Al Bayyinah 2 diduga sebagai sumber makanan yang menyebabkan keracunan massal para siswa.

Dinas Kesehatan Garut mencatat sebanyak 657 orang di Kecamatan Kadungora mengalami gejala keracunan, dengan 19 orang sempat dirawat dan kini sudah dinyatakan pulih.

Kejadian berawal pada Selasa, ketika sejumlah siswa di MA Maarif Cilageni, SMA Siti Aisyah, SMP Siti Aisyah, dan SDN 2 Mandalasari mengeluhkan gejala seperti pusing, mual, hingga muntah setelah menyantap makanan di sekolah.

Kondisi mereka semakin memburuk sehingga pemeriksaan medis dilakukan pada Rabu 18 September 2025. Sejak saat itu, lebih banyak siswa melaporkan keluhan serupa ke puskesmas. Untuk memastikan penyebabnya, sampel makanan yang dikonsumsi kemudian diuji laboratorium.

(Sumber: Antara)

x|close