Ntvnews.id, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa setiap tahap pengolahan makanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mendapat pengawasan ketat demi mencegah terjadinya keracunan pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Saya sudah sampaikan ke seluruh komandan satuan agar mengecek mulai dari bahan baku yang dibeli, peralatannya, cara memasaknya agar rentang waktunya tidak terlalu lama. Jadi masak sampai dikonsumsi oleh anak-anak. Proses pengiriman juga kami cek dengan pengawasan melekat,” ujar Jenderal Agus Subiyanto saat membuka SPPG 1 TNI AU Adi Soemarmo di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat.
Ia menyebutkan, hingga kini TNI telah mengoperasikan sebanyak 113 SPPG.
Baca Juga: Panglima TNI Mohon Maaf Jika HUT Ke-80 TNI di Monas Timbulkan Gangguan Lalu Lintas
“Barusan saya launching 339 SPPG yang ada di satuan-satuan setingkat Batalyon, Kodim, Lanal, Lanud, Pindam, Korem, yang sudah ada untuk mendukung Program MBG,” katanya.
Menurut dia, dengan penambahan ini jumlah penerima manfaat program diharapkan terus meningkat setiap harinya.
“Selain itu kami juga akan membangun beberapa SPPG di sejumlah wilayah. Ini juga bisa membantu membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Tadi saya lihat yang juru masak adalah ibu-ibu di wilayah Solo Raya,” ungkapnya.
Agus menambahkan, keberadaan SPPG juga berperan dalam memperkuat rantai pasok bagi petani, peternak, nelayan, serta pelaku UMKM, yang hasil produksinya dapat dijual ke Koperasi Merah Putih.
“Kemudian bisa dibeli oleh SPPG untuk dimasak. Ini juga membantu pemda untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di setiap desa,” jelasnya.
Baca Juga: Panglima TNI Kirim Pasukan Terpilih Bantu Penyaluran Makanan di Tengah Gempuran Rudal Israel di Gaza
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Program MBG bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa, khususnya generasi penerus.
Sementara itu, Kepala SPPG 1 TNI AU Adi Soemarmo, Rifky Sheva, menjelaskan bahwa proses pengawasan dilakukan sejak bahan baku diterima hingga pengiriman makanan ke sekolah.
“Kami melakukan quality control atas bahan baku yang kami terima. Kalau kami di sini barang semua segar, begitu datang langsung dimasak saat itu juga. Jadi kami cari pemasok itu yang bisa mendatangkan di dini hari,” ujarnya.
Rifky menuturkan pihaknya berupaya meminimalisasi penyimpanan bahan, baik sayuran maupun daging. “Kalau untuk kebutuhan daging ayam, kami cari tempat pemotongan ayam dan jam 12 malam itu langsung dikirim ke sini,” katanya.
Ia mengungkapkan, SPPG tersebut setiap hari memproduksi 3.728 porsi makanan dengan distribusi empat hari dalam seminggu.
“Jadi mulai hari Senin-Jumat. Periode depan mulai enam hari. Di sini kami ada 47 relawan, satu akuntan, satu ahli gizi, dan satu Kepala SPPG,” tambahnya.
Sumber: ANTARA