BGN Tanggapi Menu MBG Ikan Hiu, Pastikan Hentikan Jika Sebabkan Keracunan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Sep 2025, 18:15
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang (kanan) dalam konferensi pers di Cibubur, Jawa Barat, Kamis, 25 September 2025. Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang (kanan) dalam konferensi pers di Cibubur, Jawa Barat, Kamis, 25 September 2025. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan akan menghentikan penggunaan ikan hiu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) apabila terbukti menyebabkan keracunan, menyusul dugaan kasus yang menimpa siswa SDN 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang dalam konferensi pers di Cibubur, Jawa Barat, Kamis, 25 September 2025 menjelaskan bahwa menu ikan hiu hanya pernah diberikan dua kali selama pelaksanaan MBG di sekolah tersebut.

"Terkait menu hiu itu, saya tegaskan kalau ada makanan yang terbukti membuat itu diidentifikasi sebagai yang membuat keracunan, kita enggak akan pakai di wilayah itu walaupun banyak (sumber protein dari hiu)," katanya.

Baca Juga: BGN Minta SPPG Perbaiki Pola Masak Usai Kasus Keracunan MBG di Bandung

Nanik menekankan bahwa pilihan protein atau menu MBG menyesuaikan kearifan lokal dan ketersediaan bahan pangan di masing-masing daerah.

"Menu apapun itu, karena kan tujuannya kearifan lokal, misalnya ternyata di wilayah ini yang paling banyak tongkol, ya kita gunakan karena kita juga bukan sekadar memberi makan gratis. Hiu misalnya, ternyata di situ biasa memang hiu dihidangkan. Kalau enggak kan di sini hiu mahal banget. Tapi karena di sana banyak hiu, jadi ya diberikan dan itu hanya dua kali selama program berjalan," paparnya.

Menurut Nanik, masih terdapat tumpang tindih antara kasus keracunan dan alergi siswa. Sebelum MBG diberikan, guru maupun orang tua sudah diminta mengisi formulir yang mencatat jenis alergi masing-masing siswa.

"Ini ada keracunan dan alergi yang masih tumpang tindih, tidak semua hal itu ada dugaan keracunan, tetapi ada hal yang karena alergi, misalnya alergi udang bahkan ada yang alergi mayonnaise, padahal, sebelum kita mau mendaftar murid-murid di sekolah-sekolah itu sebetulnya sudah ditanyakan kepada guru-gurunya, anak-anak ini siapa yang punya alergi dan sudah ada catatannya," ucap Nanik.

Baca Juga: BGN Tanggung Penuh Biaya Pengobatan Kasus Keracunan MBG

Ia juga menegaskan bahwa BGN menanggung penuh biaya pengobatan akibat keracunan MBG.

"Kan kita punya dana, ada yang kita ambilkan misalnya dari operasional, kejadian luar biasa dan macam-macam itu kan pasti kita sediakan, itu full dari BGN, semua ditanggung (biaya pengobatan), contoh di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, ada tagihan Rp350 juta dari rumah sakitnya, kita bayar semua, bahkan kemarin berapa miliar sudah kita siapkan," kata Nanik.

Selain itu, BGN memastikan tidak ada beban biaya yang diberikan kepada orang tua, sekolah, maupun pemerintah daerah terkait kasus keracunan MBG.

"Kita enggak membebani apapun pada orang tua atau kepada pemerintah daerah, jadi nanti tinggal pihak rumah sakit memanggil kami, dari BGN," ujar dia.

Baca Juga: Banyak Siswa Keracunan, Dasco Minta BGN Evaluasi MBG

Sebelumnya, sebanyak 24 siswa dan seorang guru di Ketapang, Kalimantan Barat, diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi MBG dengan lauk ikan hiu yang disebut mengandung kadar merkuri tinggi.

(Sumber: Antara)

x|close