Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum PBB mengenai isu Palestina sebagai momentum bersejarah yang menegaskan keberpihakan Indonesia pada nilai keadilan, kemanusiaan, serta kelanjutan peradaban.
Menurut Fadli, pidato tersebut tidak hanya berbicara tentang politik dan hubungan internasional, tetapi juga menyinggung aspek sejarah dan budaya yang berpengaruh terhadap arah peradaban dunia.
“Presiden Prabowo menyampaikan dengan sangat jelas bahwa pengakuan terhadap Palestina adalah langkah di sisi sejarah yang benar. Beliau mengingatkan dunia bahwa sejarah tidak pernah berhenti, dan setiap bangsa akan diingat oleh sikap yang mereka ambil pada saat-saat genting ini,” ujar Fadli dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, 24 September 2025.
Menbud menilai pernyataan Presiden merupakan panggilan nurani sekaligus wujud keberpihakan sejarah yang melampaui politik praktis.
“Pidato ini menegaskan kembali posisi Indonesia bahwa membela Palestina berarti menjaga kehormatan sejarah. Ini tentang memastikan bahwa nilai-nilai peradaban, keadilan, martabat, dan solidaritas, tidak terhapus dari catatan umat manusia,” jelasnya.
Baca Juga: Mekomdigi Nilai Pidato Presiden di PBB Tunjukkan Sikap Berani Indonesia
Ia juga menambahkan bahwa tragedi di Palestina harus dilihat sebagai krisis budaya. Menurutnya, aspek budaya sering kali luput dari pemberitaan global, padahal yang terjadi adalah upaya sistematis menghapus kebudayaan dan identitas bangsa Palestina.
Fadli menegaskan, serangan yang dilakukan Israel terhadap situs bersejarah, ruang seni, komunitas, hingga upaya membungkam seniman Palestina, merupakan bentuk nyata serangan terhadap identitas kolektif bangsa.
"Ini adalah bentuk genosida budaya,” katanya.
Lebih lanjut, Fadli menegaskan Kementerian Kebudayaan akan terus mengawal isu Palestina melalui jalur diplomasi budaya dengan bekerja sama bersama komunitas internasional, UNESCO, dan mitra global lainnya.
Inisiatif tersebut meliputi program digitalisasi warisan budaya Palestina, promosi karya sastra dan seni Palestina di kancah internasional, serta pemberian kesempatan residensi bagi seniman Palestina di luar negeri, termasuk di Indonesia.
“Diplomasi budaya adalah jembatan yang menjaga agar identitas Palestina tetap hidup. Indonesia siap mendukung agar suara budaya, karya seni, dan memori kolektif Palestina terus bergema, meskipun tengah menghadapi penghancuran fisik dan kemanusiaan,” ungkapnya.
Fadli juga menilai bahwa pidato Presiden Prabowo di PBB menegaskan konsistensi politik luar negeri Indonesia. Sejak awal kemerdekaan, Indonesia telah menempatkan dukungan terhadap Palestina sebagai amanat konstitusional dan moral. Dalam forum internasional tersebut, Indonesia hadir bukan hanya sebagai anggota, melainkan sebagai bangsa yang berani menyatakan sikap tegas di hadapan dunia.
(Sumber: Antara)